Jumat, 10 Oktober 2008

Ketidakadilan Barat

Di dunia modern yang katanya sudah mengglobal, di dunia yang telah menipiskan batas-batas pemisah antar manusia, masih.... masih saja ada standar ganda. Di dunia yang katanya multipolar ini, Barat masih menjadi penguasa budaya. Semuanya masih berpusat ke Barat. Dunia Barat dianggap dunia peradaban manusia yang sebenarnya, sementara semua di luar Barat belum dianggap benar-benar masyarakat dunia.

Pernahkah anda berpikir:

Kenapa di buku-buku sejarah selalu ditulis tahun berapa Columbus menemukan Amerika, tahun berapa Marco Polo sampai ke Cina, tahun berapa Bartolomeu Dias menemukan Tanjung Harapan, tahun berapa Vasco da Gama menemukan jalan laut ke India... Kenapa bukan ditulis, tahun berapa bangsa Cina menemukan Eropa, tahun berapa orang Arab menemukan Eropa...? Padahal kalau mau diselidiki lebih jauh, duta-duta dan pedagang-pedagang Timur-lah yang terlebih dulu sampai ke Kekaisaran Romawi.

Hal di atas didasari pemikiran bawah sadar masyarakat dunia bahwa Barat-lah pusat peradaban; bahwa Barat-lah yang 'menemukan' segala sesuatu di luar Barat. Sebenarnya sah-sah saja, jika nilai-nilai tersebut hanya berlaku di masyarakat Barat saja. Namun, orang-orang Timur pun ikut terpengaruh. Mestinya porsi pelajaran tentang Columbus dan Marco Polo sama besarnya dengan pelajaran tentang Gan Ying dan Ban Chao, namun pada kenyataannya dua nama pertama sangat terkenal sedangkan dua nama terakhir saya berani taruhan anda baru pernah dengar sekarang.

Pernahkah anda berpikir:

Kenapa Kekaisaran Romawi begitu terkenal dan mendapatkan image di mata masyarakat dunia sebagai kekaisaran yang begitu superpower pada zamannya, dikenal dengan tentaranya yang begitu disiplin dan tangguh, yang menguasai daerah-daerah luas yang dihuni bangsa barbar dengan mudah? Kenapa banyak sekali referensi tentang Kekaisaran Romawi dalam budaya populer kita? Bahasa Latin, istilah-istilah hukum, arsitektur... Legiuner Romawi dikenal sebagai pasukan yang sangat ditakuti dan tak terkalahkan. Julius Caesar dikenal sebagai sang penakluk dunia. Siapa tak kenal Kaisar Agustus, Nero, Konstantin, bahkan 'hanya' seorang Caligula?

Namun kenapa pengakuan yang sama tidak diberikan pada Kekaisaran Mongol? Mungkin anda kenal Genghis Khan atau Kublai Khan, namun siapa pernah dengar Guyuk, Hulagu, Mongke, Berke, Ogedei, Batu, atau Subutai? Semua tahu Legiuner Romawi, tapi selain para gamer perang, siapa yang tahu Mangudai Mongol?

Padahal pada puncaknya, Kekaisaran Romawi hanya mencakup wilayah seluas 6.9 juta km persegi. Itu pun membutuhkan waktu 300 tahun sejak berdirinya untuk mencapai luas maksimum. Sementara Kekaisaran Mongol pada puncaknya mencapai 33.2 juta km persegi, LIMA KALI Romawi, dan merupakan negara terluas SEPANJANG SEJARAH manusia. Itu dicapai dalam waktu hanya 60 tahun sejak berdirinya, LIMA KALI Romawi.

Legiuner Romawi tidak berani maju menyeberangi Sungai Rhein untuk mengklaim Germania karena takut akan suku-suku barbar di sana. Legiuner Romawi lebih sering berada dalam posisi defensif untuk mengamankan kekaisaran mereka dari serangan bangsa-bangsa yang mereka sebut 'barbar', dan menelan kekalahan hampir sebanyak kemenangan yang mereka raih. Alaric dan Attila hanyalah dua nama di antara banyak pemimpin bangsa 'barbar' yang berhasil mengalahkan tentara Romawi hingga ibukota mereka, Roma. Hingga kini, Roma masih tetap dikenang sebagai ibukota kekaisaran besar.

Namun siapa yang tahu nama ibukota Kekaisaran Mongol, Karakorum? Tentara Mongol tidak pernah takut untuk menyerang bangsa manapun yang mereka temui. Jika Legiuner Romawi takut pada bangsa 'tak beradab' di seberang Gurun Arab, Sungai Rhein, dan Sungai Danube; Kekaisaran Mongol melibas bangsa-bangsa 'beradab' di Cina, Persia, dan Arab. Jika Legiuner Romawi berkali-kali gagal merebut ibukota Parthia di Ctesiphon (pernah dengar?); hanya karena sakitnya Kaisar mereka-lah tentara Mongol mundur dari Vienna, ibukota Eropa nan mashyur zaman itu.

Pernahkah anda berpikir:

Keteraturan tata kota dibanggakan oleh Barat, namun saat Roma, Paris, apalagi New York masih berupa hutan belantara dan semak belukar, keteraturan kota telah ada di Mohenjo Daro dan Harappa.

Bangsa Barat menguasai dunia lewat imperialisme mengandalkan bubuk mesiu, tapi darimana mereka mengenal bubuk mesiu? Betul, Cina.

Perang Salib digelar dengan citra bahwa bangsa beradab Eropa akan mengusir barbar Muslim dari tanah suci. Namun, tidak banyak yang tahu (atau mau tahu) kalau ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, dan teknologi militer Saladin saat itu adalah yang termaju di dunia.

Barat mengirim pemantau pemilu ke Indonesia, Afrika, dll... 'Mengadili' apakah pemilu tersebut curang atau tidak. Sekarang, beranikah Indonesia mengirim pemantau pemilu saat pertarungan Obama melawan McCain beberapa bulan ke depan?





Kita bukan orang kelas dua di dunia. Kita nggak perlu ke New York buat nunjukin kalo kita udah jadi warga dunia. Kita ga perlu maen film di Hollywood kalo mau jadi artis yang diakui dunia.

Tapi itu semua tergantung definisi 'dunia' kalian. Dunia Barat, atau dunia gw yang mencakup 15o juta km persegi daratan yang dihuni Homo sapiens.

Barat bukan kiblat dunia. Karena mereka dulunya imperialis aja, jadi tanpa sadar citra itu tertanam di hati penduduk dunia.

Kalo masih ada yang ga yakin kata-kata gw, ada buku bagus yang bisa lu baca. Isinya tentang kemungkinan kalo bangsa kitalah sebenarnya kiblat peradaban dunia. Tenang aja, bukan buku ilmiah atau sejarah berat kok. Buku ini tuh novel, disetting di zaman sekarang, dan isi ceritanya menyangkut banyak hal : kriminal, thriller, konspirasi politik, sejarah, cinta, dan idealisme.

Pernah baca bukunya?

Kalo belum, selamat membaca buku karangan pemuda (atau pemudi?) Minang bernama pena ES ITO ini.

Judulnya adalah NEGARA KELIMA.

Silakan cari di toko buku terdekat.

Dan terakhir kali, ingat: kau akan menjadi apa yang kau pikirkan.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Hal yg paling penting adalah kita harus bersikap terbuka dan tidak "alergi" sama produk negara sendiri.

Mungkin bisa ditulis lebih lanjut tentang persepsi orang bahwa segala sesuatu yg berbau barat lebih baik dari timur.

Anonim mengatakan...

"Perang Salib digelar dengan citra bahwa bangsa beradab Eropa akan mengusir barbar Muslim dari tanah suci. Namun, tidak banyak yang tahu (atau mau tahu) kalau ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, dan teknologi militer Saladin saat itu adalah yang termaju di dunia."

"...seberapa penting Jerusalem bagimu?"

"tidak penting"
maju beberapa langkah lalu berbalik "tapi segalanya"

Q.E.D.

Anonim mengatakan...

Sepakat gw, ilmu dan kemampuan bukan cuma punya orang Barat..

Yah, tapi dari dulu orang Barat atau spesifik lagi Amerika yang t*i itu emang udah lebih "cerdik" dalam manfaatin modalnya buat menguasai bumi

Akibatnya sekarang terbentuk imperium yang ke-amerika2-an dan begitu kokoh, berkuasa, memiliki segala dan bisa mengeksploitasi aset-aset bangsa lain dengan sadis, lewat korporasi multinasionalnya..

Huh,,

Kapitalisme yang tidak berperikemanusiaan,,

Dri, baca bukunya Confessions of an Economic Hitman deh, karya John Perkins, bekas Bandit Ekonomi yang pernah bertugas di Indonesia

Regards

Alfonso Rodriguez mengatakan...

sepakat gw buat bung auzan... yang lebih menyakitkan lagi klo kita secara budaya aja dijajah... penjajahan jiwa raga dah... mental kita juga terbentuk jadi inferior sama Barat... ampun mak, mudah2an pas jaman anak cucu gw udah ga kyk gitu dah...

bung anonim nonton Kingdom of Heaven juga? hehehe

@bung leo, bisa2 aja klo ntar gw udah dapet bahannya... btw coba tuh dibeli bukunya NEGARA KELIMA, seru buat yg demen sejarah dan fakta2 mengejutkan...