Jumat, 16 Desember 2011

Apa Kabar (Bangsamu), Gie?

Selamat ulang tahun, Gie.

69 tahun lalu, saat kau dilahirkan, saat itu bangsamu belum merdeka. Terjajah secara raga, dengan jiwa yang meluap untuk merdeka.

Saat ini, sudahkah bangsamu mereka sepenuhnya, Gie? Atau masihkah bangsa ini terbelenggu? Terbelenggu inferioritas, terbelenggu secara identitas?

Karena orang-orang bijaknya tidak pernah belajar dari sejarah, dan orang-orang kuatnya masih dalam gendongan?

Ah, tak dapat kubayangkan apa katamu jika melihat bangsa ini sekarang, Gie.

-----------

Aku mengenangmu, Gie.

42 tahun lalu, kau meninggalkan dunia ini. Meninggalkan jejak pemuda yang bertarung demi rakyatnya melawan tirani.

Saat ini, apa yang pemuda-pemuda lawan, Gie? Tiranikah? Ego pribadikah? Atau sesama pemudakah? Atau malahan tidak ada?

Mereka berhenti, Gie, mereka berhenti melawan...

Ah, tak dapat kubayangkan apa katamu jika melihat bangsa ini sekarang, Gie.

-----------

Di masamu, kaulihat para gembel hidup dari makan kulit mangga, tak jauh dari lokasi pesta pora para petinggi negara. Dan kau marah, Gie. Kau marah besar.

Percayalah Gie, lebih banyak lagi dapat kaulihat di zaman ini. Bahwa kau akan melihat calon-calon cendekia dan teknokrat bangsa, ketika dihadapkan pada derita dan beban rakyat yang harusnya mereka tanggung, tak dapat memberi solusi ataupun sekadar empati. Bahkan yang paling banyak mereka dapat beri, hanyalah peduli.... peduli setan.

Marahkah kau, Gie?

---------------

Di masa kini pemuda-pemuda yang mengaku membicarakan terang, tenggelam dalam kebutaan oleh kacamata kuda bernama idealisme palsu dan kesombongan, takluk oleh malam.

Di masa kini pemuda-pemuda yang mengaku menentang kemenangan oleh pedang, menghantam dengan jumawa siapa yang dianggapnya lebih lemah, dan diam seribu bahasa menghadapi hati nurani serta dewi keadilan.

Di masa kini, meskipun tidak menganggap gurunya dewa, para pemuda dengan sukarela menjadi kerbau, untuk diperbolehkan membajak sawah agar dapat rumput hingga kenyang sampai mampus.

Di masa kini, di masa ketika para pemuda tidak lagi bertanya... dan yang bertanya hanya bertanya agar ia terlihat bertanya.

-----------

Tak dapat kubayangkan apa katamu jika melihat bangsa ini sekarang, Gie.

Karena mungkin kau tak akan berkata apa-apa.

Kau bergerak, bergerak, berjuang, mendobrak.

Kau tak bersembunyi di balik buku dan meja, kau tak bersembunyi di balik ketiak rekan seperjuangan.



Hingga bangsamu merdeka seutuhnya.



================

In Memoriam
Soe Hok Gie
17 Desember 1942 – 16 Desember 1969



.

Kamis, 15 Desember 2011

Semua Janji dan Ikrar yang Perlu Diingat

Tulisan ini dibuat sebagai reminder pribadi akan janji-janji dan ikrar-ikrar yang pernah diucapkan. Juga sebagai penyimpan data, jadi jika ada yang menanyakan isinya, saya bisa langsung menemukannya tanpa perlu susah-susah googling.

--------------

Janji Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Kami,
Segenap mahasiswa Insitut Teknologi Bandung,
Demi Ibu Pertiwi,

Berjanji,
Akan menuntut ilmu,
Keterampilan dan watak penghayatan
Dengan ketekunan dan kesadaran
Bagi kesejahteraan Bangsa Indonesia
Peri kemanusiaan dan peradaban
Berdasarkan Pancasila

Kami berjanji,
Akan menegakkan dan menjunjung tinggi
Kejujuran dan keluhuran pendidikan
Serta susila mahasiswa

Kami berjanji,
Akan setia pada almamater
Institut Teknologi Bandung
Serta bangsa dan Negara kami
Republik Indonesia

Demi itu kami mohon, Tuhanku;
Rahmat dan tuntunan-Mu

================

Ikrar Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Kami, mahasiswa Institut Teknologi Bandung
Sadar, bahwa kami hanyalah sebagian kecil dari rakyat Indonesia
Yang berkesempatan untuk menikmati pendidikan atas beban rakyat Indonesia
Sadar, bahwa kami dituntut untuk berperan dalam perbaikan dan pembaharuan masyarakat Indonesia
Sadar, bahwa pada pundak kami ini tertumpu harapan masa depan Indonesia

Karenanya :

1. Kami tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri, harus mendahulukan kebutuhan masyarakat
2. Kami tidak akan menunda-nunda tindakan kami untuk berperan dan membuat perubahan mulai dari diri kami sendiri
3. Kami akan bekerja keras untuk mewujudkan harapan rakyat bangsa, dan Negara Indonesia serta almamater Institut Teknologi Bandung.

Ikrar ini segera kami buktikan,
Dalam tindakan nyata dari kami.

================

Janji Lulusan ITB

Kami
Segenap lulusan
Institut Teknologi Bandung
Demi Ibu Pertiwi

Berjanji
Akan mengabdikan ilmu pengetahuan
Bagi kesejahteraan bangsa Indonesia
Perikemanusiaan dan perdamaian dunia

Kami berjanji akan mengabdikan
Segala kebajikan ilmu pengetahuan
untuk menghantarkan bangsa Indonesia
ke pintu gerbang masyarakat adil dan makmur
yang berdasarkan Pancasila

Kami berjanji akan tetap setia
Kepada watak pembangunan kesarjanaan Indonesia
dan menjunjung tinggi susila sarjana
Kejujuran serta keluhuran ilmu pengetahuan
di mana pun kami berada

Kami berjanji
Akan senantiasa menjunjung tinggi
Nama baik almamater kami
Institut Teknologi Bandung



----------




.

Minggu, 23 Oktober 2011

Persaudaraan Sejati dalam Kasih Kristus untuk Menjadi Terang di Tengah Dunia


Tulisan untuk PMB PDTK angkatan 2007, yang sengaja diterbitkan ulang, untuk sekadar menjadi bahan bacaan bagi yang berminat, di awal-agak-pertengahan tahun ajaran baru ini.

============================================

PMB PDTK
7 September 2007

PERSAUDARAAN SEJATI DALAM KASIH KRISTUS
UNTUK MENJADI TERANG DI TENGAH DUNIA


“Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.”
–I Petrus 1:22-


Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus, kita semestinya mengamalkan kasih antara saudara seiman, secara kita adalah satu dalam Kristus tanpa memandang status, asal, maupun jenis kelamin,

"Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus."
-Galatia 3:28-

dan kasih adalah hukum yang utama.

"Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: 'Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!'"
-Galatia 5:14-

Sebagai mahasiswa Teknik Kimia ITB yang datang dari berbagai latar belakang, mungkin teman-teman ada yang harus menghadapi lingkungan yang baru dan cukup berbeda dari lingkungan asal. Dunia universitas yang akan dihadapi pun jelas berbeda dari dunia sekolah. Seiring dengan bertambah dewasanya manusia, lingkungan universitas pun menjadi tempat di mana adakalanya manusia lebih mengutamakan kepentingan pribadi, bahkan melakukan manipulasi dan kecurangan untuk menjatuhkan teman demi keuntungan sendiri. Mungkin persahabatan yang teman-teman dapatkan di sini tidak seerat dan setulus yang teman-teman dapat di SMA. Namun, satu jaminan yang pasti, kasih yang tulus ada dari Kristus dan ada di dalam Kristus, yang berarti persaudaraan murid-murid Kristus yaitu orang percaya.

"Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
-Yohanes 13:34-35-

Dengan kasih persaudaraan yang kuat, tipu daya dunia pun tidak akan mempan pada kita. Dalam menghadapi kerasnya dunia, kita harus membina kehidupan kerohanian kita agar Tuhan menguatkan kita. 4 cara membina kehidupan rohani adalah dengan merenungkan firman, doa, persekutuan, dan kesaksian, yang semuanya ada dalam persekutuan doa.

Seperti apakah kasih persaudaraan itu? Versi King James Bible dari ayat tema kita menyebutkan:

“Seeing ye have purified your souls in obeying the truth through the Spirit unto unfeigned love of the brethren, see that ye love one another with a pure heart fervently.”

Kata tulus ikhlas diterjemahkan dari unfeigned, di mana feign dapat berarti berpura-pura atau mencari-cari. Dengan demikian, kasih yang tulus ikhlas adalah kasih yang tidak berpura-pura atau kasih yang dicari-cari dahulu. Kasih yang tulus ikhlas adalah kasih yang spontan, tidak dilandasi oleh maksud apa pun selain maksud mengasihi itu sendiri, tidak dari pikiran namun dari hati.

Bagaimana kita dapat mengamalkan kasih persaudaraan itu? Ayat tema kita menyebutkan caranya. Kita harus menjalani hidup yang benar di mata Allah, menaati kebenaran, yaitu firman Allah

"Oleh sebab itu, ya Tuhan ALLAH, Engkaulah Allah dan segala firman-Mulah kebenaran"
-II Samuel 7:28a-

yang juga adalah Tuhan Yesus itu sendiri
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."
-Yohanes 1:1-

agar kita disucikan oleh kebenaran

"Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran."
-Yohanes 17:17-

yang adalah firman Allah yang hidup, Yesus Kristus. Artinya, kita harus bertumbuh dalam ketaatan terhadap Kristus untuk mengamalkan kasih persaudaraan. Mengamalkan kasih persaudaraan bukan hanya hak kita, namun juga kewajiban. Ayat tema menyebutkan, setelah kita taat dalam kebenaran, hendaknya kita saling mengasihi dengan segenap hati kita. Kewajiban berbagi kasih itu sungguh menyenangkan, karena jika ada sesuatu yang jika dibagi-bagi malah betambah banyak, itulah kasih. Dan tempat di mana kita dapat berbagi kasih sekaligus mendapat kasih lewat orang lain, itulah persekutuan orang percaya. Agar teman-teman kuat dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan di kampus ITB ini, persekutuan dengan saudara seiman merupakan hal yang penting. Sudahkah teman-teman memiliki persekutuan rutin dengan saudara seiman di lingkungan baru ini? PDTK adalah salah satunya, dengan ruang lingkup antara teman-teman satu program studi, yang akan terus bersama-sama selama tiga-empat tahun ke depan.

Cukuplah fungsi kasih itu hanya untuk mempertahankan teman-teman dari pengaruh dunia, dalam hal ini lingkungan? Sebagai pengikut Kristus yang telah disucikan oleh ketaatan terhadap kebenaran, kita seharusnya menjadi terang bagi dunia ini

"Kamu adalah terang dunia."
-Matius 5:14a-

seperti halnya Tuhan Yesus sendiri yang telah memberi terang itu bagi kita.

"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
-Yohanes 8:12b-

Sebagai orang percaya yang berada di tengah-tengah lingkungan bukan orang percaya, apakah teman-teman sudah menunjukkan pribadi yang tidak memalukan Tuhan yang kita sembah? Apakah perilaku teman-teman cukup untuk menerangi lingkungan teman-teman untuk dapat menggambarkan kemuliaan Tuhan yang kita sembah?

"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
-Matius 5:16-

Ataukah malah selama ini perilaku teman-teman jauh dari kemuliaan Allah, sampai-sampai mengundang cibiran orang lain ‘ah, begitu tuh kelakuan orang Kristen’?

Sebagai orang yang telah mendapat terang Allah, perbuatlah kebaikan, keadilan, dan kebenaran

"Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran"
-Efesus 5:8-9-

terlebih bukan untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kemuliaan Allah. Untuk saling mengontrol, saling membangun, dan bersama-sama bertumbuh dalam Tuhan, persekutuan saudara seiman baik untuk diikuti. Dengan satu hati dan satu pikiran,

"Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir."
-I Korintus 1:10-

kita akan kuat dan tidak terhempas arus dunia, bahkan kita dapat membalikkan arus dunia itu menuju terang kemuliaan Allah di mana pun kita berada, termasuk sekarang di lingkup kampus ITB khususnya Teknik Kimia, meskipun untuk itu kita harus terlebih dulu disucikan oleh ketaatan terhadap Yesus Kristus yang adalah kebenaran itu sendiri.

Selamat datang di Persekutuan Doa Teknik Kimia. Mari kita bersama-sama bertumbuh dan saling membangun dalam Tuhan, untuk menjadi umatNya yang kuat.


.

Minggu, 31 Juli 2011

Arrêtez Espérant

Je ne crois pas plus avec ce que tu donnes
Alors je suis ici, acculés, attendant de mourir
Je ne crois pas plus dans l'utilisation du soleil
Qui était autrefois en mesure d'alléger le coin sombre de ce cœur

Je arrêter en espérant et en attendant sombres à venir
Jusqu'à tard arrive un moment où aucun amour-je obtenir
Pourquoi faut-il la souffrance, si le bonheur est fait?
Pourquoi devrait-il être le noir, si le blanc est amusant?

Je suis retourné, sans mémoire
J'ai accepté ma défaite
Je suis retourné, sans vengeance
Je salue ta victoire

Tu m'as appris le bonheur
Tu m'as appris la souffrance
Tu me montrer le bonheur
Tu me montrer la souffrance
Tu me donnes le bonheur
Tu me donnez la souffrance

Déposez vos ténacité, laissez-le aller lentement
Tu comprendrez tout




.

Une

Je suis toi-même
Cet amour est votre amour

Je suis toi-même
Cette âme est votre âme

Ce désir est ton désir
Ce sang est votre sang

Il n'ya pas d'autres mais vous
que j'ai toujours adorer
J'appelle votre nom
dans mon chaque souffle
J'appelle votre nom
J'appelle votre nom

Avec vos mains, je touche
Avec vos pieds, je marche
Avec vos yeux, je vois
Avec vos oreilles, j'entends
Avec votre langue, je parle
Avec votre coeur, je sens

Il n'ya pas d'autres mais vous
que j'ai toujours adorer
J'appelle votre nom
dans mon chaque souffle
J'appelle votre nom
J'appelle votre nom




.

Senin, 18 Juli 2011

The End and The Beginning

It's in July, the eighteenth day
and it's Monday too, not today though...

The trophy cabinet, I shall not forget
We are juveniles, we live for glory
With no regrets, I took off and rose
'cause I'm a man, with a single purpose

Thus the beginning of an era
with several beginnings and several ends,
the era of ups and downs, the rollercoaster
of foods and drinks, of veins and nerves
of truth and lies, of prayers and swears
the era of uncertainty, of past, present, and future
of confidence and insecurity, of friendship and rivalry

Driven crazy and swoop everything
'All Out of Love' in the evening
Lots of tricks, lots of hopes
with almost no comrades to give some senses

We both have grown, body and soul
Once dejected, now spread our wings
Have some respect we didn't get
We got it all, ready to conquer

But what hollow air is this?
A part of me, not fully attached
I lived for you and still willing to
until death himself, or you, do us part

Six years for a single purpose
not even a second missed
In my breath I always bring the desire
in my veins flown bloods pumped by the desire
in my nerves resoundingly echoes the desire
in every single electron of my body, there is that desire

Now is the end and the beginning
the end of an exhausting era
the beginning of maturity

Will it be the beginning of a long journey?
Where I'll rejoice and proclaim to the world
and continue to fight, to show my worth
to protect, serve, and cherish
with toil, blood, tears, and sweat

Or will it be the beginning of an end?
Where I'll drink until I drunk and sleep
and wake up with new consciousness
to fight with different reasons
to bring this hollow heart, and get used to it

No grey zone, we're all grown ups
No matter what, I shall prevail
I'm taking off, rise to the heights
This is my hand, will you take it?

I'll fly with you
happily but maybe not easily
or else I'll fly too
as high as I can with these broken wings




.

Jumat, 08 Juli 2011

Semua Orang Tentunya Senang dengan Kebaikan....

Berapa kali kita mendengar kisah orang kaya yang hidup sederhana, walaupun kaya tetap naik kendaraan umum, tetap makan di tempat yang sederhana, tetap tidak berbelanja secara berlebihan, dan tetap menjaga pengeluaran dengan disiplin?

Dan berapa kali ketika mendengarnya, kita berpikir penuh kagum terhadapnya, dan berkata bahwa begitulah seharusnya semua orang kaya berperilaku?

Berapa kali pula kita, setelah berpikir demikian, tanpa sadar tetap sering makan di tempat mahal, mengeluh jika harus naik kendaraan umum, membeli barang-barang mewah yang tidak esensial, dan melakukan pemborosan-pemborosan lainnya, meskipun kita bahkan tidak lebih kaya daripada orang yang kita dengar ceritanya itu?

Tanpa mau mengakui bahwa apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang kita hargai.

============

Berapa kali kita mendengar iklim pers dan masyarakat luar negeri yang begitu terbuka, siap berdiskusi dengan sengit, namun tetap logis dan objektif, meskipun saat membahas isu yang sensitif?

Dan berapa kali kita berkata bahwa itulah seharusnya sifat semua manusia dan masyarakat terdidik dan terpelajar?

Berapa kali pula kita, setelah berkata demikian, dalam berdebat pun masih terlalu emosional, tidak dapat mengendalikan perasaan, tidak dapat menerima fakta, dan suka menyerang lawan bicara secara subjektif, bahkan dalam persoalan yang lebih tidak fundamental?

Tanpa mau mengakui bahwa apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang kita hargai.

============

Berapa kali kita mendengar kasus pejabat Jepang yang mengundurkan diri hanya gara-gara kesalahan sepele seperti salah omong atau gagal dalam satu kasus saja, yang sebenarnya tidak tertulis di peraturan pemerintah?

Dan berapa kali kita terkesan mendengarnya, dan berkata bahwa seharusnya pejabat Indonesia punya rasa malu dan tanggung jawab sebesar itu?

Berapa kali pula kita, setelah berkata demikian, masih menganggap enteng peraturan dan norma yang berlaku, dan malahan marah jika dihukum karena melanggarnya, bahkan berargumen bahwa kesalahan 'kecil' kita 'tidak pantas' diganjar dengan hukuman yang begitu 'berat', walaupun hukuman itu pasti tidak lebih berat dari pengunduran diri seorang pejabat tinggi?

Tanpa mau mengakui bahwa apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang kita hargai.

============

Berapa kali kita mendengar kecaman terhadap kelakuan pejabat dan pemerintahan kita sendiri, yang korup, busuk, tutup mata terhadap penderitaan rakyat, dan sibuk mengejar kemakmuran sendiri?

Dan berapa kali kita menyatakan bahwa kecaman itu sepantasnya ditujukan pada pemerintahan yang tidak layak memerintah itu, karena sesungguhnya memang apa yang mereka lakukan tidak memperbaiki taraf hidup rakyatnya?

Berapa kali pula kita, setelah menyatakan demikian, pun tidak tergerak hatinya melihat penderitaan rakyat kecil sepanjang jalan yang kita lewati setiap hari, tidak mau memikirkan bagaimana membuat hidup mereka menjadi lebih baik dengan kelebihan yang diberikan pada kita, dan sibuk memikirkan diri kita saja? Bukankah sama sikap kita dengan pemerintah yang kita kecam itu?

Tanpa mau mengakui bahwa apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang kita hargai.

============

Berapa kali kita membaca Kitab Suci agama kita masing-masing dan berkata, alangkah bijaknya kitab ini, penuh wahyu Ilahi, dan betapa mulianya semua yang tertulis di dalamnya?

Dan berapa kali kita mengaku bahwa kita percaya sepenuh hati terhadap agama yang kita imani, termasuk pada isi kitab sucinya?

Berapa kali pula kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang tertulis di dalamnya, meskipun kita telah membacanya berkali-kali, bahkan hingga ajaran yang paling sederhana sekalipun?

Tanpa mau mengakui bahwa apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang kita hargai.

============


.
.
.
.
.
.



Semua orang senang MENDENGAR kebaikan.

Tapi tidak semua orang senang MELAKUKAN kebaikan.

Semua orang senang jika kebenaran DITEGAKKAN dan DINYATAKAN.

Mereka hanya tidak suka jika kebenaran itu ditegakkan dan dinyatakan TERHADAP DIRI MEREKA SENDIRI.



"To err is human, to forgive divine. Inilah pepatah buatan manusia. Mereka ambil hak untuk berbuat kesalahan bagi diri mereka sendiri, sementara kewajiban untuk berbuat baik mereka lemparkan kepada Tuhannya." -Alfonso, 2011-







Ville des Fleurs
8 Juillet 2011

Celui Aliéné




.

Senin, 02 Mei 2011

Sintesis Protein dari Metanol

Membongkar tugas-tugas kuliah terdahulu... dan mengingat tujuan semula dari blog: mengabadikan tugas-tugas kuliah.

So... here it is.


Tugas 2 TK3204 – Proses Industri Kimia
Proses ICI Pruteen : Sintesis Protein dari Metanol
Adri Kristian – 13006033
Dosen: Dr. Tatang Hernas Soerawidjaja
Tanggal Pengumpulan: Kamis, 25 Februari 2010


Metanol


Metanol (CH3OH) merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki banyak kegunaan. Senyawa alkohol yang berwujud cairan tak berwarna pada kondisi kamar ini dalam dunia industri kimia merupakan senyawa antara untuk memproduksi berbagai bahan siap pakai antara lain bahan bakar (etanol, hidrogen, DME, DMFC, bensin, bahan bakar diesel, dan jet fuel), formaldehid (yang kemudian menjadi bahan peledak, tekstil, cat, dan lain-lain), asam asetat, monomer (dimetil tereftalat untuk poliester, metal metakrilat untuk Plexiglass), dan lain-lain. Kegunaan yang beragam dan luas ini mengakibatkan inovasi-inovasi baru dalam cara-cara sintesis metanol memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan karena berpeluang sangat menguntungkan.

Saat ini ada beberapa cara yang digunakan untuk sintesis metanol. Cara paling umum adalah sintesis dari syngas (H¬2, CO, dan CO2) namun gas-gas tersebut bersumber kebanyakan dari reformasi kukus sumber daya tak terbarukan (gas bumi dan gas kilang) yang mahal, meskipun dapat juga diperoleh dari biogas. Distilasi kering (pirolisis) kayu merupakan cara produksi pertama metanol yang saat ini mulai ditilik lagi karena kayu merupakan sumber daya terbarukan. Oksidasi parsial metana juga dinilai menjanjikan karena memberikan keuntungan dengan mengkonversi metana (gas) menjadi cairan yang lebih compact dan bahan bakunya dapat diperoleh juga dari biogas.

Dengan demikian, sintesis metanol dari bahan-bahan terbarukan merupakan salah satu rute potensial pemanfaatan sumber daya Indonesia yang melimpah dan dengan demikian meningkatkan daya saing bangsa ini di era modern. Ditambah lagi, ada satu kegunaan metanol yang jika dieksploitasi lebih lanjut dapat menjadi sesuatu yang cukup fundamental bagi perkembangan kehidupan umat manusia, yaitu sebagai bahan baku salah satu kebutuhan pokok manusia: protein.


Single-Cell Protein (SCP)


Istilah SCP umumnya digunakan untuk menyebut protein yang diekstrak dari sel mikroorganisme dengan konsentrasi tinggi, dan dapat digunakan manusia sebagai bahan makanan pengganti protein konvensional (dari hewan atau tumbuhan). Prinsip pembuatan SCP adalah melalui teknologi bioproses, yaitu dengan konversi biologis substrat (dapat berupa limbah industri dan lain-lain yang mengandung sumber karbon dan nutrien lainnya) dengan biokatalis mikroorganisme khusus (ragi, jamur, bakteri, alga) menghasilkan protein sebagai produk intraseluler. Protein intraseluler ini kemudian diekstrak keluar sel dengan berbagai cara, menghasilkan produk konsentrat berupa protein. Senyawa protein berkonsentrasi tinggi ini dapat dijadikan substituen praktis protein konvensional untuk nutrisi bagi manusia.

Protein adalah salah satu senyawa yang merupakan kebutuhan primer manusia. Saat ini manusia memperoleh protein dari hewan (berburu dan beternak) serta tumbuhan (berkebun). Jumlah manusia yang semakin banyak di planet ini , disertai dengan fakta bahwa luas lahan di planet ini tidak mungkin bertambah, mengakibatkan kekhawatiran akan habisnya lahan untuk peternakan dan perkebunan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan manusia. SCP menjadi potensial karena akan mengurangi lahan yang dibutuhkan manusia untuk perkebunan dan peternakan, serta mereduksi semua itu menjadi skala kecil (mikroorganisme) namun dengan jumlah produksi protein yang sama dengan cara konvensional tetapi waktu produksinya jauh lebih cepat dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh umat manusia.

SCP mula-mula diproduksi secara tidak sengaja dari substrat minyak bumi mentah ketika diberikan mikroorganisme untuk menghilangkan lilin dan sulfur pada tahun 1950an. Diamati bahwa mikroorganisme tertentu dapat mencerna hidrokarbon menjadi protein. Sejak saat itu secara intensif produksi SCP secara bioproses dari minyak bumi dipelajari. Namun, naiknya harga minyak secara gila-gilaan di periode 1970an mengakibatkan pemikiran tentang SCP sebagai solusi krisis pangan menghilang dengan cepat. Pengembangan SCP selanjutnya hanya berkisar pada SCP sebagai bahan pakan ternak alternatif di negara-negara maju.

Saat ini, ide tentang SCP telah dikembangkan dengan mengganti bahan baku (minyak bumi) dengan bahan-bahan terbarukan seperti limbah industri. Salah satu proses komersial, yaitu ICI Pruteen (pembuatan SCP, terutama metionin dan lisin, berbahan baku metanol) yang sempat mati karena metanol yang digunakan berasal dari sumber tak terbarukan, dapat mengalami kebangkitan karena metanol, seperti yang telah kita bahas, dapat dikembangkan pula dari sumber terbarukan.


ICI Pruteen


Produksi SCP dengan substrat utama metanol telah dikembangan oleh Imperial Chemical Industries (ICI), sebuah perusahaan kimia skala dunia yang beroperasi di Inggris. Pada tahun 1960an ICI telah mendirikan pabrik SCP berbahan baku metanol di Billingham dengan kapasitas produksi 60000 ton/tahun dan merk dagang Pruteen. Setelah difermentasi, protein yang dihasilkan diekstrak melalui serangkaian pemisahan dan pada akhirnya menghasilkan perolehan sekitar 56% berat protein/metanol dengan konsentrasi 72-80%.

Banyak hambatan yang dijumpai dalam pengaplikasian teknologi ini yang sebagian besar berkisar pada mahalnya biaya operasi. Titik-titik pengeluaran terbesar pada pabrik ICI Pruteen adalah:
- Densitas supernatant yang mengandung bakteri hampir menyamai air sehingga untuk memisahkan bakteri dibutuhkan sentrifugasi skala besar dan membutuhkan banyak energi.
- Fermentasi mengalami penurunan efisiensi seiring peningkatan skala sehingga dibutuhkan banyak fermentor (dan mahal).
- Aerasi, pengadukan, dan pendinginan membutuhkan banyak energi.
- Harga metanol (dari minyak bumi) yang mahal (protein konvensional lebih murah 2-5 kali).

Teknologi ini akhirnya harus kalah bersaing dengan sumber-sumber protein lainnya sehingga saat ini ICI (perusahaan yang sudah hampir gulung tikar) berniat untuk menjual teknologi ini kepada pihak lain yang berminat mengembangkannya lebih lanjut, terutama kepada negara-negara Arab, di mana harga metanol dari minyak bumi lebih murah daripada harga sumber protein nabati dan hewani.


Diagram Proses ICI Pruteen

Pembuatan SCP oleh ICI memiliki bahan baku metanol sebagai substrat utama dan ammonia sebagai sumber nitrogen. Mikroorganisme pencerna metanol yang digunakan adalah Methylophylus methylotrophus. Nutrien lainnya yang digunakan memiliki komposisi sebagai berikut (per 1 L air murni): H3PO4 2,75 gr, Na2HPO4 2,5 gr, (NH4)2SO4 4 gr, MgSO4.7H2O 0,5 gr, Ca(NO3)2.4H2O 0,025 gr, FeSO4.7H2O 0,005 gr, dan ZnSO4.H2O 0,005 gr.


Metanol, ammonia (gas), dan nutrien-nutrien lainnya disterilisasi dengan steam sebelum dimasukkan ke dalam fermentor. Proses fermentasi dijalankan pada kondisi aerobik dalam sebuah alat khusus yang bernama pressure cycle fermenter. Kondisi operasi yang dijalankan adalah temperatur 20-45oC, pH 4,5-9, dan laju aerasi 0,15% v/v per menit.

Secara kontinu, produk dikeluarkan dari fermentor. Pemisahan dilakukan dengan flokulasi dan separasi gravitasional. Fasa cair dikembalikan ke fermentor sementara sel mikroorganisme dipisahkan melalui proses-proses lebih lanjut, yaitu pertama-tama dengan flash drying untuk menghilangkan kandungan air dan membunuh sel. Fasa teruapkan akan di-scrub untuk menghilangkan gas dan kemudian menjadi air limbah yang ditangani dalam pengolahan limbah. Fasa padat berupa bulk mikroorganisme diproses dengan penggilingan untuk memecah dinding sel sekaligus mengkonsentrasikan produk.

Hasil penggilingan adalah produk Pruteen dengan komposisi 72-80% protein (terutama metionin dan lisin) dan sisanya asam nukleat (sebagian besar), abu, dan lemak.

Diagram proses yang lebih spesifik dapat dilihat pada gambar berikut.

Daftar Pustaka


http://books.google.co.id/books?id=rPBhvch_zG0C&pg=PA306&lpg=PA306&dq=SCP+from+methanol&source=bl&ots=altKAXvmZ1&sig=wLqQY01RDqqmzdrE1RJ_vk5zSFQ&hl=id&ei=0k19S_WKCY3CrAfonJ31BA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=10&ved=0CD8Q6AEwCQ#v=onepage&q=SCP%20from%20methanol&f=false
http://en.wikipedia.org
http://www.cheric.org/research/process/view.php?seq=67&keyword=
http://www.docstoc.com/docs/15415266/SINGLE-CELL-PROTEIN-SCP
http://www.ied.edu.hk/biotech/eng/classrm/class_food3.html
http://www.scienceandsociety.co.uk/results.asp?image=10320664&wwwflag=2&imagepos=1

Jumat, 22 April 2011

Memandang Salib Yesus

Terinspirasi dari khotbah Pdt. Fu Xie di kebaktian Jumat Agung tadi.

Setiap orang pasti memiliki sikap ketika memandang salib Yesus. Tidak mungkin ada yang bersikap netral. Entah positif, entah negatif.

Dari statement dan khotbah yang saya dengar, saya tertegun, tersindir, dan tersadar. Dalam keseharian, sungguh hal itu benar terjadi. Ketika kita melihat salib Yesus, yang adalah perlambang suatu kebenaran esensial yang membawa manfaat. Bagaimanakah sikap kita terhadap kebenaran, di dalam keseharian kita? Seperti salah satu dari 4 tokoh di bawah inikah?

1. Pontius Pilatus: mengorbankan kebenaran demi popularitas


Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.
- Markus 15:15 -

Pilatus adalah Prefek Romawi untuk daerah Yudea. Di masa Kekaisaran Romawi, menjadi pejabat di daerah yang kaya dan jauh dari Roma, merupakan kesempatan untuk memperkaya diri (karena lemahnya pengawasan dari pusat). Tak terkecuali Pilatus. Ia tahu benar bahwa semakin lama ia berkuasa di Yudea, semakin banyak kekayaan yang bisa ia tumpuk. Dan untuk itu, ia perlu membina hubungan baik dengan rakyatnya, yang sangat taat terhadap agama Yahudi, yang dikendalikan oleh imam-imam kepala... yang sayangnya, membenci Yesus dan mengharapkan kematianNya.

Maka dari itu, meskipun Pilatus menyaksikan kebenaran pada Yesus dan tahu bahwa Dia tidak bersalah, Pilatus cuci tangan dan menyerahkan nasibNya pada orang-orang lain (Yahudi). Apakah Pilatus mengingkari hati nuraninya dengan cara menghukum Yesus? Tidak. Apakah Pilatus mengingkari hati nuraninya? Ya, dengan cara membiarkan orang yang tidak bersalah dihukum.

Berapa di antara kita yang sering mengatakan hal-hal berikut ini? "Iya gw tau lo bener, cuma klo gw ngebelain lo di depan orang, muka gw mau ditaro di mana meeeen?". Atau "Hmm gw tau yg bener tuh X, tapi kayaknya temen-temen gw lebih suka kalo Y deh, gw bilang klo gw suka Y aja aaah".

Atau seperti Thaksin Shinawatra, yang membuat negara Thailand bangkrut sewaktu dia menjabat perdana menteri, dengan cara menguras kas negara demi memberi subsidi berlebihan kepada rakyat miskin, sehingga membuat sektor-sektor lain di pembangunan menjadi terbengkalai? (kalo ngambil contoh pemerintah Indonesia dan subsidi BBM, nanti dikira subjektif)

Atau...

A:" Gw udah gerah sama keadaan lingkungan kita! Ini nggak bisa dibiarin!"
B: "Setuju! Ini lingkungan udah rusak banget deh, nggak sehat!"
A: "Ayo, besok lu temenin gw buat protes. Hal kayak gini gak bisa dibiarin lama-lama!"
B: "Aduh gak enak gw, gw di sini masih ada jabatan jadi (isi sendiri) nih, masa gw memprotes. Lu aja yang ngomong, ntar gw dukung deh..."

Besoknya si A protes besar-besaran (sendirian) dan ditanggapi dingin oleh orang-orang di lingkungannya, dan melihat hal itu...
B: (ngomong ke orang-orang, tanpa sepengetahuan A) "Eh sori ya si A temen gw ngomong kayak gitu..."


Cuci tangan, kepada kedua belah pihak.
Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!"
- Matius 27:24 -


2. Petrus: mengorbankan kebenaran demi keselamatan pribadi


Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam. Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
- Matius 26:74-75 -

Dilema bagi Petrus. Menyangkal gurunya, atau ditangkap? Yesus telah menjadi kriminal nomor satu setelah penangkapanNya. Kriminal yang didakwa dengan tuduhan pemberontakan terhadap Kaisar orang Romawi dan penghujatan terhadap Tuhan orang Yahudi. Mengaku murid Yesus, sama saja dengan menyerahkan diri pada penguasa Romawi dan rakyat Yahudi. Dan di sinilah Petrus mulai melakukan kompromi dengan kebenaran.

Tipe Petrus ini yang paling sering dijadiin excuse buat orang-orang. "Ya lo nggak tau sih, gw diancam! Masa gw pilih mati?" begitu yang sering kita dengar. Tapi jika kita mengikut Kristus, kebenaran adalah harga mutlak. Yesus jalan kebenaran dan hidup, barangsiapa tidak lewat jalan kebenaran, tidak sampai kepada Bapa. Menyembah Allah harus dalam Roh dan kebenaran. Tidak bisa ditawar. Dan jika kita berada di jalan yang benar, niscaya Tuhan akan kuatkan dan tidak akan tinggalkan kita.

Wormtail: "Kau tidak mengerti! Dia (Voldemort) akan membunuhku, Sirius!"
Padfoot: "KALAU BEGITU KAU SEHARUSNYA MATI! MATI UNTUK SAHABAT-SAHABATMU, SEPERTI YANG DULU PASTI AKAN KAMI LAKUKAN DEMI DIRIMU!!!"


Dialog di atas dikutip dari novel ketiga seri Harry Potter, tawanan Azkaban. Dan mungkin pengarangnya nggak ngasal ketika memilih nama depan Wormtail yaitu Peter. Peter Pettigrew.

Bagusnya, orang kayak gini biasanya masih bisa nyesel dan tobat. Tahu kan akhirnya Petrus jadi gimana? Menginjil, berani mewartakan Yesus, dan sebagai akibatnya menjadi martir, disalib terbalik di Roma. Dan akhirnya, memegang kunci gerbang Sorga.
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
- Yohanes 21:17 -


3. Orang-orang Yahudi: mengharapkan hal yang tidak esensial -- dikecewakan oleh kebenaran -- meninggalkan kebenaran


Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"
- Markus 15:29-30 -

Yesus datang membawa mukjizat dan pengajaran, kepada bangsa Yahudi yang tengah tertindas oleh penjajahan Romawi. Bangsa Yahudi mengharap datangnya Mesias, yang bisa membebaskan mereka dari penjajahan Romawi dan membangkitkan kembali dinasti Daud, sehingga bangsa Yahudi dapat kembali merdeka. Karena itulah banyak orang mengelu-elukan Yesus, menyambutnya seperti raja saat Minggu Palma.

Itukah rencana Yesus? Rencana Yesus lebih mulia lagi, bukan hanya menyelamatkan orang Yahudi dalam suatu kerajaan fana, namun menyelamatkan seluruh umat manusia dalam kerajaan Sorga. Terkesankah orang Yahudi? Tidak, malahan kecewa. Kecewa ketika 'raja' mereka disiksa tapi tidak (bisa) melawan. Kecewa ketika 'raja' mereka tampil sebagai orang yang lemah dan tidak (bisa) membebaskan dirinya. Dan akhirnya mereka pun berteriak "Salibkan Dia!"

Berapa kali kita mendukung sesuatu demi motivasi yang salah, picik, dan sempit? Ikut kepanitiaan, mikirnya cuma buat menuh-menuhin CV. Ikut perkumpulan, niatnya cuma buat nyari jodoh. Ikut pelayanan, biar dikira keren. Ikut-ikutan mendukung suatu gerakan atau aksi, biar populer dan banyak teman

Ketika semua itu nggak terpenuhi, kita mulai kecewa. Jabatan di kepanitiaan ternyata bebannya tinggi, tak sebanding dengan hanya sebaris di CV. Di perkumpulan lebih banyak sibuknya, nggak sempet PDKT. Pelayanan ternyata banyak kerja yang berat dan kurang publikasi. Dan gerakan yang diikuti ternyata malah nggak didukung sama orang-orang lain.

Setelah kecewa, kita pun berhenti, kemudian berbalik dan menyalahkan. Malas ah kerja di kepanitiaan ini, cuma menyita waktu saja. Tujuan perkumpulan ini terlalu ngawang dan nggak bakal tercapai. Persekutuan ini isinya nggak bener, orang freak semua. Gerakan ini ternyata gerakan tukang bermimpi dan terlalu idealis. Dan seterusnya.

Tanpa peduli bahwa ikut kepanitiaan, organisasi, pelayanan, atau ikut suatu gerakan, itu adalah lebih dari sekadar CV, jodoh, keren-kerenan, ataupun banyak teman. Bahwa kesemuanya itu akan berujung pada pembelajaran dan pengalaman hidup, yang di masa depan akan membantu membuat kita dapat kerja, jodoh, keren, dan gaul.
"Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah."
- Matius 27:42-43 -


4. Penjahat 1: memanipulasi kebenaran demi kepentingan pribadi


Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
- Lukas 23:39 -

Penjahat yang benar-benar keterlaluan. Udah mau mati, masih aja mikirin gimana caranya bisa selamat, dengan cara memanfaatkan celah-celah kotor. Dia bertanya "Bukankah Engkau adalah Kristus?" tapi apakah dia benar-benar peduli apakah Yesus itu Kristus atau bukan? Nggak. Dia cuma peduli bagaimana caranya dirinya selamat. Kalau Yesus itu Kristus, ya oke, selamatkan gw dong! Kalo Yesus bukan Kristus, ya terserah lah sebodo amat, gw gak peduli!

Coba, pernah nggak nemu orang model begini? "Bagi duit dong! Katanya lo kaya, masa duit segitu doang ga ada sih?". Atau "Woi, katanya lo temen gw. Kalo temen itu harus membantu. Kerjain tugas gw dong!". Atau setelah berbuat salah, kita bilang kepada orang yang mau negur kita "Eits, katanya lo orang Kristen. Masa lo emosi atau marah-marah sih?".

Beneran peduli kalo temennya beneran kaya, atau beneran nganggep dia temen, atau beneran orang Kristen? Kayaknya sih nggak. Yang penting kalau klaim lo bener, bantu gw lah. Kalau klaim lo salah, yaudah sih, bukan urusan gw juga.

Sepola kan? Katanya lo blablabla, lakukan anu dong (yang bikin gw seneng). Tipe paling brengsek dibanding Pilatus, Petrus, dan orang Yahudi. Pantesan aja dihukum mati. Pendosa tulen. Memegang teguh nilai kebaikan, namun hanya jika mendatangkan manfaat untuk dirinya sendiri.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
- Matius 7:21 -


Itu tadi sekilas 4 orang yang berpandangan negatif saat dihadapkan pada kebenaran. Bandingkan dengan kedua orang di bawah ini:

5. Penjahat 2: bersalah -- sadar akan kebenaran -- sadar bahwa jika menerima kebenaran maka akan membuat dirinya mengaku salah -- menerima kebenaran dan mengaku salah -- DISELAMATKAN


Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
- Lukas 23:40-41 -

Penjahat ini ya memang betul, penjahat semasa hidupnya. Penjahat kelas tulen lah, sampai-sampai dihukum mati dengan disalibkan. Namun dia tidak malu untuk mengakuinya, dan dengan tulus pula menerima kebenaran yaitu Kristus yang adalah Raja.

Seberapa sering kita takut untuk menerima kebenaran, dengan alasan bahwa menerima kebenaran sama dengan artinya mengakui bahwa beberapa hal yang pernah kita lakukan adalah salah? Pernahkah kita takut untuk bilang tidak terhadap tindakan nyontek, karena kita takut bahwa track record kita sebagai tukang nyontek akan dibawa-bawa? Seberapa takut kita untuk menegur teman-teman kita, karena dulu kita juga ikut-ikuta berbuat kesalahan yang sama bersama teman-teman kita?

Jangan takut untuk berubah dan menerima kebenaran! Asalkan dilakukan dengan penuh penyesalan akan kesalahan yang telah diperbuat, dan tekad untuk tidak mengulanginya lagi.

Tidak pernah ada kata terlambat.
Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
- Lukas 23:42-43 -


6. Kepala Prajurit Romawi: sebelum mengetahui kebenaran, bersikap netral -- setelah mengetahui kebenaran, percaya


Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya.
- Markus 15:16-19 -

Prajurit Romawi terkenal tegas, disiplin, ganas, dan tanpa kompromi. Prajurit Romawi dididik untuk selalu patuh menjalankan tugas tanpa banyak bertanya. Bagi Kepala Prajurit ini, hukuman salib untuk Yesus hanyalah satu dari sekian banyak hukuman mati yang harus dijaganya. Tentang soal apakah sang terdakwa dihukum karena mengaku dirinya Tuhan, atau menghina Kaisar, atau apakah tuduhan itu benar atau tidak, bukan urusannya. Dia tidak peduli, dan tidak harus peduli. Namun begitu diperhadapkan pada kematian Kristus, dan tanda-tanda yang menyertainya, ia langsung mengimani dan mengambil sikap, dibimbing oleh hati nuraninya: ia percaya.

Terkadang kita melakukan sesuatu hanyalah berdasarkan apa yang menurut kita benar, sejauh apa yang kita tahu. Dan itu wajar. Seperti pemula yang tidak mengerti apa-apa di bidang yang baru dia masuki. Seperti orang magang yang tidak mengerti apa-apa di perusahaan yang baru dia masuki. Seperti anak kecil baru lahir, yang tidak mengerti apa-apa di dunia yang baru dia masuki.

Tapi begitu kebenaran muncul di depan mata, itulah saatnya kita menentukan sikap. Menerima, atau melawan. Mengabaikan atau menolak untuk bersikap, sama artinya dengan melawan. Tidak ada abu-abu dalam menyikapi kebenaran sejati. Meskipun pada awalnya melakukan hal yang salah, namun setelah tahu hal yang benar, seharusnya kita tahu bagaimana untuk bersikap.

Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."
- Matius 27:54 -



Nah... yang manakah kita?




Ville de Tonnere, 22/23-4-2011
Joyeuses Pâques!






.

Minggu, 20 Maret 2011

Dari Teknik Kimia

... saya belajar banyak.


Dari Termodinamika, saya belajar tentang jarak antara idealisme dan kenyataan, serta bagaimana memperkecilnya.

Dari Komputasi, saya belajar untuk memakai hasil kegagalan sebagai landasan untuk terus mencoba hingga mendapatkan hal yang dicari.

Dari Analisis Matematika, saya belajar membuat solusi sistematik dengan menempatkan setiap permasalahan ke dalam bentuk yang dapat diukur.

Dari Neraca Massa dan Energi, saya belajar bahwa dalam hidup ini tidak ada yang namanya kehilangan, yang ada hanya pergantian bentuk.

Dari Pengukuran dan Interpretasi Data, saya belajar bahwa tidak ada kebenaran mutlak, semua tergantung pada sudut pandang dan tingkat keyakinan masing-masing.

Dari Mekanika Fluida, saya belajar untuk membandingkan tiap hal pada konteksnya masing-masing secara relatif dan fleksibel, menurut konsep bilangan tak berdimensi.

Dari Kinetika dan Katalisis, saya belajar untuk tak meninggalkan seorang pun di belakang, karena taraf kemajuan komunitas ditentukan oleh elemennya yang paling lambat kemajuannya.

Dari Perpindahan Kalor, saya belajar bahwa daya tampung seseorang dibatasi tak hanya oleh seberapa cepat ia dapat menyerap sesuatu, namun juga oleh seberapa besar kapasitasnya untuk menampung apa yang ia serap.

Dari Sistem Utilitas, saya belajar bahwa setiap orang hebat membutuhkan jauh lebih banyak orang, yang berperan untuk menjadikannya hebat.

Dari Teknik Reaksi, saya belajar bahwa semakin panas dan menekan situasinya, orang akan lebih cepat bereaksi.

Dari Pemisahan, saya belajar untuk memisahkan hal-hal yang sulit dipisahkan, dengan mengidentifikasi karakter utama yang menjadi perbedaan.

Dari Pengendalian Proses, saya belajar mengenali gangguan dan menyesuaikan diri dengannya, sambil tak lupa menjaga terus nilai-nilai yang dipegang.

Dari Rekayasa Produk, saya belajar bagaimana melakukan brainstorming dan seleksi ide untuk pemenuhan kebutuhan.

Dari Peristiwa Perpindahan, saya belajar bahwa perpindahan yang baik tak hanya memerlukan perbedaan kualitas dan besarnya sarana perpindahan, namun tetap bergantung pada sifat asli masing-masing pribadi.

Dari Industri Kimia, saya belajar mengenali dan mendayagunakan potensi yang ada pada tiap-tiap sesuatu, serta memberinya nilai tambah.

Dari Pengelolaan Limbah, saya belajar memahami bahwa tidak ada orang yang tidak berguna, dan bahkan yang paling hina pun akan bermanfaat jika diperlakukan dengan benar.

Dari Evaluasi Ekonomi, saya belajar untuk lebih menghargai sedikit hal yang saya miliki saat ini, daripada banyak hal yang baru akan saya miliki nanti.

Dari Ilmu Perancangan, saya belajar terus mempertanyakan esensi, namun tak lupa membangun kepercayaan diri dengan berani membuat asumsi.



Dari Konsep Teknologi, saya dituntun untuk mengenali semua hal di atas, bahwa ilmu teknik adalah ilmu alam, bahwa manusia pun bagian dari alam. Bahwa mempelajari ilmu teknik adalah mempelajari alam, bahwa mempelajari alam adalah mempelajari manusia ...



... dan bahwa dari Teknik Kimia, saya belajar akan kemanusiaan. Dari Teknik Kimia, saya belajar akan kehidupan.




Ville de Tonnere, 20/21 - 3 - 2011

Didedikasikan untuk
para maestro Teknik Kimia Indonesia
yang sudi membagikan ilmu-ilmunya kepada saya:
dosen-dosen Teknik Kimia ITB



.