Minggu, 15 Maret 2015

Setia Dalam Perkara Kecil



Jadi ceritanya, di suatu siang yang (kurang) cerah, saat sedang mengerjakan tugas yang bertumpuk (tidak) seperti biasa, tiba-tiba saja batin saya mengalami morale down. Mungkin bahasa Indonesianya sih: galau. Galau yang hadir dalam lamunan singkat. Tentang hal-hal yang ingin saya capai dalam hidup ini. Tentang apa saja dari hal-hal itu yang sudah saya capai. Dan (terutama) yang belum.

Mengapa tiba-tiba hal itu terlintas dalam pikiran saya, entahlah.

Entah karena melihat kerjaan yang menumpuk ditambah sadar mendadak bahwa deadline yang sudah ditetapkan itu tidak realistis.

Entah karena wifi tempat kerja ini mendadak mati ketika saya sedang seru-serunya browsing bahan-bahan kerjaan.

Entah karena siang ini sempat mendung dan kemudian hujan deras sekali, persis ketika saya sedang menuju tempat kerja ini tadi.

Entah karena sebelum berangkat tadi, saya nonton maraton beberapa episode dari Jomblo TV Series. (ini apa hubungannya???)

Atau entah mungkin karena dalam beberapa hari belakangan ini, saya banyak berdiskusi dengan beberapa rekan tentang tujuan hidup.

Ya, apapun sebabnya, itu cukup untuk membuat saya bengong total secara fisik dan mental selama kira-kira setengah jam di tempat umum. (Tidak) menarik kayaknya kalau adegan ini difilmkan.

Puji Tuhan, ada sebuah ayat yang menyadarkan saya dari lamunan kosong tersebut.

"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil,
ia setia juga dalam perkara-perkara besar.
Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil,
ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."
(Lukas 16:10)


 Ya ampun. Padahal saya sendiri pernah berkata pada seorang rekan : hal-hal besar tidak ada yang terjadi secara instan; setiap perubahan besar pasti merupakan akibat atau akumulasi dari hal-hal kecil, entah disadari atau tidak. Dengan demikian, jika kita sempat merasa bahwa tidak ada perubahan besar dalam hidup kita, atau target besar yang sudah kita susun tidak pernah tercapai, hal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah introspeksi diri dalam keseharian.

Jika ingin mengubah dunia, mengubah orang banyak, atau bahkan mengubah dirimu sendiri; lakukanlah, awalilah dengan berusaha menjadi manusia yang lebih baik.

Dengan menjadi manusia yang lebih baik dalam perkara-perkara kecil, perkara-perkara sederhana.

Sesederhana menjaga rutinitas hidup yang baik. Sesederhana melakukan pekerjaan-pekerjaan harian dengan sepenuh hati seluruhnya. Sesederhana berkegiatan dengan selalu memperhatikan kesehatan. Sesederhana berusaha menjadi pembawa damai dan sukacita bagi orang-orang yang ditemui setiap harinya. Sesederhana melakukan segala hal dengan didasari itikad baik. Sesederhana senantiasa berusaha menjaga lisan dan perbuatan. Sesederhana tidak meninggalkan ibadah.

Dalam taraf yang lebih sederhana lagi sih; sesederhana tidak buang sampah sembarangan, tidur cukup dan bangun pagi, kerja yang benar tanpa slack off, jaga makan dan minum, rutin berolahraga, tersenyum dan ramah pada orang lain, tidak mudah marah, tidak berdusta, rajin berdoa, dan rajin menabung.

Saya percaya bahwa orang-orang yang kehidupan sehari-harinya baik-lah yang akan dapat membawa perubahan sesungguhnya yang bernilai dan berdampak luas.

Karena ada dikatakan, buah yang baik timbul dari pokok yang baik pula.

Jadi ketika kita mendambakan hal-hal besar terjadi dalam hidup kita, lakukanlah improvement terus-menerus dari perkara-perkara keseharian kita. Percayalah bahwa itu adalah awal dari perubahan-perubahan besar yang kita inginkan.

Karena perbaikan itu, dimulai dari diri kita sendiri.

Saya akan pakai tiap detik yang tersisa pada umur saya ini untuk terus menjadi lebih baik dalam setiap perkara. Bukan hanya demi kehidupan pribadi yang lebih baik, tapi bahkan terutama demi memenuhi tugas sebagai saksiNya, sebagai surat pujian yang dapat dibaca setiap orang. Juga demi orang-orang yang telah menaruh banyak harapan kepada saya, demi janji pelayanan yang dulu telah saya buat; orang-orang inilah yang selalu menjadi inspirasi bagi saya agar tidak hidup hanya bagi diri sendiri saja.

Dan terakhir pastinya, demi kamu.


#SelamatHariMinggu


Coffee Institute, 15 Maret 2015




.