Minggu, 10 Oktober 2010

Pemimpin Yang Terkaya

Berikut ini ada sebuah cerita yang diambil dari lirik sebuah lagu Jerman kuno, lagu daerah Wuerttemberg (Stuttgart dan sekitarnya). Berbeda dari lirik lagu-lagu daerah atau kebangsaan lain yang mengagung-agungkan daerah sendiri dan tak pernah memuji kehebatan daerah lainnya... namun bukan itu poin yang ingin diangkat. Mungkin disimak saja terlebih dahulu.

Himne Wuerttemberg - Memuji Dengan Banyak Cakap

Memuji dengan banyak cakap
tentang hebat dan besarnya negeri mereka,
ialah para penguasa Jerman yang duduk
pada jaman dahulu kala di Balairung Kekaisaran

"Betapa dahsyatnya," berbicara Pangeran Saksen
"negeriku dan segala kegemilangannya!
Perak menghiasi gunung-gunungnya
hingga ke liang-liangnya yang terdalam!"

"Lihatlah negeriku dalam gelimang hartanya!"
berbicara Adipati Lembah Rhein
"Di lembah-lembah, panen jagung dan gandum keemasan,
di gunung-gunung, panen anggur nan mulia!"

"Kota-kota besar, istana-istana kaya!"
Ludwig, Raja Bayern, berbicara
"Sedemikian hingga harta benda negeriku
melebihi hasil padang-padang dan gunung-gunung kalian."

Eberhard yang berjanggut,
penguasa Wuerttemberg yang tercinta,
berbicara "Di negeriku, kota-kotanya kecil.
Bukit-bukitnya pun tak mengandung perak.

Namun ada permata yang tersembunyi,
dalam hutan negeriku yang lebat, namun begitu hebat,
yaitu dalam pangkuan tiap rakyatku hingga yang terjelata
di mana aku dengan aman dapat meletakkan kepalaku."

Dan berserulah penguasa Saksen,
penguasa Bayern, dan penguasa Rhein
"Pangeran berjanggut, engkaulah yang terkaya!
Permata negerimulah yang termulia!"


Apa yang bisa didapat dari lagu ini? Yaitu bahwa sang pengarangnya (Herr Justinus Kerner) menganggap bahwa pemimpin yang beruntung, yang terkaya, bukanlah diukur dari apakah dipimpinnya yang terbaik di dunia, kaya raya, atau sejenisnya. Bukan saat negerinya menjadi makmur, kaya perak, atau kaya bahan pangan. Tetapi pemimpin yang beruntung, yang mendapat penghargaan tertinggi, adalah pemimpin ia merasa dicintai sangat oleh rakyatnya, sampai-sampai ia merasa aman dan tidak takut diapa-apakan jika harus tidur meletakkan kepalanya di pangkuan rakyatnya yang manapun.

Untuk yang tertarik mendengarkan lagunya, ini ada versi modernnya, dinyanyikan band lokal Rote Tor Fraktion (Kelompok Gol Merah), yang merupakan fans fanatik klub bola lokal VfB Stuttgart. Dan mereka menambahkan bait kedelapan yang kira-kira isinya:

Dengarlah hai Wuerttemberg nan berani dan setia
(dan karena itu aku selalu berdiri untukmu)
Raja sepakbola berselempang samir
ialah VfB-ku tercinta!




http://www.youtube.com/watch?v=XkkLos3Bnb0

Dan lirik lengkapnya dalam bahasa Jerman:

Württemberger Hymne - Preisend Mit Viel Schönen Reden

Preisend mit viel schönen Reden
Ihrer Länder Wert und Zahl,
Saßen viele deutsche Fürsten
Einst zu Worms im Kaisersaal.

„Herrlich“, sprach der Fürst von Sachsen,
„Ist mein Land und seine Macht;
Silber hegen seine Berge
Wohl in manchem tiefen Schacht.“

„Seht mein Land in üppiger Fülle,“
Sprach der Kurfürst von dem Rhein,
„Goldne Saaten in den Tälern,
Auf den Bergen edlen Wein!“

„Große Städte, reiche Klöster!“,
Ludwig, Herr zu Bayern sprach.
„Schaffen, daß mein Land dem euren
wohl nicht steht an Schätzen nach.“

Eberhard, der mit dem Barte,
Württembergs geliebter Herr,
Sprach: „Mein Land hat kleine Städte,
Trägt nicht Berge silberschwer;

Doch ein Kleinod hält's verborgen:
Daß in Wäldern, noch so groß,
Ich mein Haupt kann kühnlich legen
Jedem Untertan in Schoß.“

Und es rief der Herr von Sachsen,
Der von Bayern, der vom Rhein:
„Graf im Bart! Ihr seid der Reichste!
Euer Land trägt Edelstein!“

Württemberg furtchlos und treu,
weil Ich immer zu dir steh,
König Fußball trägt den Brüstring
Mein geliebter Vfb!




.

Rabu, 29 September 2010

Selamat

Melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan selamat kepada kakak-kakak dan rekan-rekan lulusan Teknik Kimia ITB, September 2010. Selamat atas gelar Sarjana Teknik yang diraih, semoga dapat menjadi bekal untuk mengejar mimpi-mimpinya, menjadi awal perjalanannya di dunia nyata.

GIGI - Sang Pemimpi

Sambut hari baru di depanmu
Sang pemimpi siap 'tuk melangkah
Raih tanganku jika kau ragu
Bila terjatuh ku 'kan menjaga

Kita telah berjanji bersama taklukkan dunia ini
Menghadapi segala tantangan bersama... Mengejar mimpi-mimpi!

Berteriaklah hai sang pemimpi
Kita takkan berhenti di sini

Kita telah berjanji bersama taklukkan dunia ini
Menghadapi segala tantangan bersama...

Bersyukurlah pada Yang Maha Kuasa,
hargailah orang-orang yang menyayangimu,
yang selalu ada, setia di sisimu
Siapapun jangan kau pernah sakiti
dalam pencarian jati dirimu dan semua
yang kau impikan
Tegarlah, sang pemimpi!




Best regards
Adri Kristian, ST.


.

Kamis, 16 September 2010

Berdirinya Kota Pajajaran

Maka, di sini
dirikanlah olehmu sebuah kota
namailah ia Bogor
sebab bogor berarti tunggul aren

Tunggul aren itu
memang tak ada artinya
tak penting untuk yang tak tahu

Alasannya itu
mengapa harus bernama Bogor
sebab bogor itu
dibuat obor tak akan berapi
padam pun tidak, hanya membara
yang untuk mengusir serangga pun, asapnya tak cukup

Tapi jika dibuat tiang rumah
sanggup bertahan berwindu-windu
tak lekang dimakan waktu

Jika tersandung
Dijamin borok yang menyandung
takkan hilang cepat itu lukanya

Jika tertendang
Dijamin rusak kaki yang menendang
takkan sembuh cepat itu kakinya

Tapi, jika diinjak-injak?
Asal tahu saja
sampai besoknya, bahkan sampai lusanya
akan jalan merangkak itu orang
biar jadi pelajaran bagi yang congkak

Nah, begitu!
Namailah olehmu kota itu
Kota Bogor!



(sebuah terjemahan dari bahasa Sunda)




.

Jumat, 04 Juni 2010

Produksi Enzim Amilase dan Hidrolisis Pati Secara Simultan dalam Sistem Kontinu - Abstrak

Untuk menghilangkan ketergantungan dunia terhadap bahan bakar minyak, perlu dilakukan pengembangan produksi bahan-bahan bakar alternatif, salah satunya yang telah dikembangkan yaitu bioetanol sebagai pengganti bensin. Bioetanol dapat diproduksi dari bahan-bahan alami murah seperti pati. Ada dua tahapan pemrosesan pati menjadi bioetanol, yaitu hidrolisis pati menjadi glukosa dan fermentasi glukosa menjadi etanol. Hidrolisis pati dapat dikatalisis oleh enzim amilase yang hingga saat ini belum dapat diproduksi di Indonesia, padahal produksinya secara lokal penting bagi kelangsungan industri bioetanol Indonesia dan untuk melepaskan sebagian ketergantungan Indonesia pada bahan bakar minyak. Untuk mendapatkan enzim amilase yang murah, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan sistem kontinu. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem kontinu produksi amilase serta menguji pengaruh laju alir dan konsentrasi substrat terhadap produksi enzim.

Penelitian ini dilakukan dengan merancang sebuah sistem produksi enzim amilase dalam sebuah fermentor secara kontinu dan mengujinya. Digunakan mikroorganisme Aspergillus niger ITBCCL 74 dan tepung tapioka sebagai sumber pati. Variasi yang digunakan adalah variasi konsentrasi substrat pati pada umpan (20 dan 40 g/L) serta laju alir volumetrik umpan (300, 600, dan 900 mL/jam). Analisis dilakukan dengan pengukuran konsentrasi pati dan aktivitas enzim menggunakan reagen iodin dan spektrofotometer pada 550 nm. Hasil hidrolisis juga diuji aktivitasnya pada temperatur kamar dan 60'C, serta dicoba difermentasi dengan ragi Saccharomyces cerevisiae.

Hasil penelitian ini adalah sebuah sistem kontinu yang terbukti dapat memproduksi enzim amilase dan menghidrolisis pati. Dari variasi yang diujikan, aktivitas enzim didapat paling tinggi pada laju alir 900 mL/jam dan konsentrasi pati 20 g/L. Enzim amilase yang dihasilkan memiliki aktivitas lebih tinggi namun denaturasi lebih cepat pada 60'C. Hasil hidrolisis juga terbukti dapat difermentasi menjadi etanol dengan baik. Dengan adanya sistem ini, produksi enzim amilase dan hidrolisis pati dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa produksi enzim secara terpisah untuk baru kemudian digunakan untuk hidrolisis.

Kata kunci : bioreaktor kontinu, enzim amilase, Aspergillus niger

Minggu, 02 Mei 2010

Beri Aku Seberkas Mentari

Di sepanjang hidupku
Hidup serasa bukan hidup
Biarkan aku hidup benar-benar hidup
Sekali saja, sekali saja

Masa kecilku hilang
Masa mudaku pun hilang
Biarkan aku hidup benar-benar hidup
Sekali saja, sekali saja

Beratnya buku-buku mematahkan bahuku
Bahkan suap pun, ayahku yang mengajarkan:
Nilai 100 berarti jam tangan baru
Kurang dari itu berarti pukulan tongkat

Dengan terus menulis dan menulis
A-B-C-D tergoreskan di telapak tanganku
Asam sulfat pekat perih
membakar masa kanak-kanakku

Beri aku seberkas mentari, beri aku setitik hujan
Beri aku kesempatan, aku mau hidup sekali lagi

Minggu, 25 April 2010

Mereka Mendidik Kita Dengan Berbagai Cara

Waktu Bung Karno memerdekakan Indonesia,

beliau tak hanya memerdekakan Indonesia agar generasi muda Indonesia tak bekerja keras dengan dalih tidak ada lagi penjajah yang memaksa kita untuk bekerja keras.


Waktu Kartini memperjuangkan agar kaumnya dapat bersekolah sederajat dengan lelaki,

beliau pasti tidak memperjuangkan kaumnya agar dapat bersekolah hanya untuk mengharap berkenalan dengan calon suami yang mapan dan bermasa depan cerah di kampus.


Waktu Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa agar semua anak bangsa bisa belajar baca tulis,

tentu beliau tidak mengharap bahwa putra-putri terbaik bangsanya kelak akan malas membaca panjang-panjang dan tak becus merangkai kata dalam karya tulis.


Waktu Soe Hok Gie berdiskusi dengan alam yang lirih, dan mengkritisi pemerintah dengan tak pandang bulu siapa presidennya,

beliau mengajarkan bahwa kata maha di depan siswa jauh terlalu besar untuk disandang pemuda yang hanya peduli tentang apa yang ia dapat di bangku kuliah tanpa peduli apa hubungan ilmu-ilmu yang ia dapatkan itu dengan kondisi negaranya dan alam semesta ciptaan Tuhan.



Waktu Kartini menulis "Habis Gelap Terbitlah Terang",

beliau tidak mengharapkan kita menjalankan pendidikan sambil mengeluh, namun supaya kita menjalaninya dengan semangat dan harapan bahwa pendidikan akan membawa kita ke masa depan yang lebih cerah.


Waktu Bung Karno berkata: "Gantungkan cita-citamu setinggi langit",

cita-cita setinggi langit yang beliau maksudkan tentu bukan sekadar agar adik-adik kelasnya puas dengan pekerjaan yang sampai pensiun pun manfaatnya hanya terasa oleh anak, istri, dan orang tuanya saja.


Waktu Ki Hajar Dewantara berfilsafat: "Ing ngarso sing tulodo",

beliau berpesan agar kita menjadi contoh bagi orang-orang yang tingkatannya berada di bawah kita, bukan malah membuat mereka mengutuki kenapa orang-orang seperti kita yang ditempatkan Tuhan berada di atas mereka.

Waktu beliau bertutur: "Ing madyo mangun karso",

beliau berpesan agar kita menjadi rekan yang membangun suasana kondusif untuk pengembangan diri teman-teman kita, bukan malah merusaknya dengan menjatuhkan mental tiap kali ada rekan kita yang sedang berusaha menggapai cita-cita.

Dan waktu beliau berkata: "Tut wuri handayani",

beliau berpesan agar kita meskipun tidak menjadi tokoh utama dalam suatu hal, hendaknya kita berbuat semaksimal mungkin untuk mendukung keterlaksanaan hal tersebut, bukan hanya berdiam diri dan tidak berkontribusi apa-apa.


Waktu Soe Hok Gie berkata: "Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan",

beliau tidak mencontohkan bahwa kita, mahasiswa, hanya berbicara dan bertindak sesuai apa yang diinginkan orang, melainkan seharusnya berbicara sesuai apa yang kita pikirkan, dan bertindak sesuai apa yang kita bicarakan.




Memperingati
131 tahun Raden Ajeng Kartini
111 tahun Ki Hajar Dewantara
dan 41 tahun perayaan Hari Bumi





.

Rabu, 21 April 2010

Kisah Bayu dan Pertiwi

Melayang bebas ke pelosok dunia,
menebar pandang ke alam hidup manusia.
Inilah tutur kisah sang Bayu,
yang ingin bercerita tentang Pertiwi.

-------------------------------------

Sang Bayu berkelana ke puncak-puncak Himalaya,
menghembus hingga kedalaman Lautan Teduh.
Lebat rimba Amazon dan terik Gurun Sahara,
padang rumput Serengeti dan padang es Siberia.
Salju di Puncak Carstenz dan ombak laut Pantai Sanur,
oh, begitu ragamnya alam bumi ini.

Kota-kota besar pusat aktivitas manusia;
New York, London, Paris, Jakarta.
Pusat kecanggihan industri dan teknologi;
Tokyo, Shanghai, Dubai.
Kota-kota suci nan agung dan megah;
Vatikan, Makkah, Borobudur.

Perjalanan sang Bayu terus berlanjut...

Berjumpa terik mentari Antartika,
di mana freon menaklukkan ozon.
Menyapa hitamnya lepas pantai Alaska,
hasil muntahan tanker Exxon Valdez.

Mengamati Danau Aral yang kini menjadi daratan,
mengering karena polusi dan pembangunan.
Melihat anak-anak dan orang-orang cacat,
akibat thalidomide dan kasus Minamata.

Menatap lubang-lubang suram
bekas galian timah di Pulau Bangka.
Mengaduh sakit ketika bertemu timbal
dan berjuta gas racun di udara Jakarta.
Melirik miris kepada rakyat
dan tumpukan lumpur di Porong.

Mengelilingi hutan gundul Pulau Jawa,
yang seratus tahun lalu masih hijau
bak Zamrud Khatulistiwa.

Menyusur pekatnya Sungai Citarum,
yang dimuntahi berton-ton BOD dan COD
buangan industri kecil dan besar.

...............

Dan Bayu pun menatap Pertiwi,
yang telah renta dan letih
bagaikan seorang ibu di kala senja hidupnya,
yang telah cukup direpotkan anak-anaknya yang manja.

Dan telah bersiap untuk mati saja,
agar tak tertekan pahit getirnya hidup
serta beban untuk terus menerima
tahi dan air kencing anak-anaknya, umat manusia.

Dan Pertiwi pun menjawab Bayu,
ia tak bisa berbuat apa-apa
selain meratapi dekat ajalnya,
dan menyesali begitu banyak hal:

Menyesali industri plastik yang berproduksi ratusan juta ton per tahun.
Menyumpahi milyaran ton karbon dioksida yang dihempas ke atmosfir.
Menyerapahi para ilmuwan dan ahli riset
yang menemukan CFC, TEL, dan DDT.

Memandang sedih ke perancang pabrik
yang melegalkan suap demi lulus AMDAL.
Menatap malu ke insinyur operasional
yang melakukan midnight discharge.

Mengutuk insinyur kimia yang tak becus merancang alat,
mengutuk insinyur kimia yang tak becus merancang proses.
Sehingga industri kimia menjadi boros energi,
sehingga industri kimia menjadi boros bahan baku,
sehingga industri kimia menghasilkan banyak limbah,
sehingga Pertiwi pun semakin renta.

Mengutuk calon-calon insinyur
yang kerap bolos ataupun tidur saat kuliah
sehingga tak becus merancang alat dan merancang proses.

Menghela napas bagi mahasiswa,
yang katanya generasi muda penerus bangsa,
namun masih mempertanyakan signifikansi
dari cinta lingkungan dan hemat energi.

Menghela napas bagi kaum cendekia
yang dengan dalih kerasnya realita hidup
menggerogoti Pertiwi yang renta ini
dengan alasan demi mencari sesuap nasi
yang bahkan mereka sendiri lupa
bahwa nasi pun berasal dari Ibu Pertiwi.

......................................
(ayo, menghela napas!)





PS: dibuat dalam rangka menghindar sejenak dari beban tugas-tugas besar, penelitian, dan rancang pabrik; serta untuk meramaikan event KINTARI HIMATEK - kategori: bumi. Maaf jika tidak inspiratif... semoga bisa memacu yang lain untuk membuat yang lebih berkualitas dan inspiratif.

Çiçekşehir, 21-24 April 2010
Alfonso
cita-citanya sih Green Engineer



.

Selasa, 06 April 2010

Kacamata Hitam

Aku terjebak, kawan. Di dunia ini.

Di sini dunia yang tak mengenal aturan. Di sini dunia tanpa tatanan. Di sini tatanannya hanyalah ketidakpastian dan praduga.

Di sini.

Di mana bernyanyi menyakitkan telinga, namun diam menyakitkan mata.

Di mana yang peduli dianggap sok ikut campur, dan yang tak suka ikut campur dianggap tak peduli.

Di mana kemalasan dianggap sebagai kekurangan, namun kerajinan menjadi aib.

Di mana kebanggaan dicap sebagai kesombongan, namun rendah hati sama dengan rendah diri.

Di mana yang berani berbicara dicap tak berpikir panjang, namun kehati-hatian dianggap sebagai tanda apatisme.

Di mana upaya memancing tawa bisa berarti sok gaul, sementara yang tak berkomentar dianggap tak gaul.

Di mana yang berani deklarasi dianggap hanya mengumbar janji, sementara yang tak mau asal janji dianggap tak punya target.

Di mana orang yang tak berkawan dicap anti sosial, sementara orang yang berkawan dianggap eksklusif.

Di mana orang yang tak mau mengaku salah dicap tak tahu diri, sementara orang yang mau mengaku salah dianggap pecundang.

Di mana yang terus berusaha dianggap tak tahu batas, dan yang cepat merasa puas dicap tak tahu diuntung.

Di mana yang beragama dituntut menjadi santo, namun yang berdosa langsung dilempar ke neraka jahanam.

Di mana berdiri di kiri diserang yang kanan, berdiri di kanan diserang yang kiri, dan berdiri di tengah diserang kiri kanan.

Di mana yang di dalam tak mau keluar, sementara yang di luar malas melihat ke dalam, dan lagi-lagi yang di tengah mondar-mandir ke luar dan ke dalam.

Di mana lawan kata idealis adalah realis, lawan kata abstrak adalah konkrit, lawan kata konsep adalah teknis, lawan kata pemikir adalah pekerja, lawan kata tampilan adalah esensi.... dan lawan kata aku adalah dunia.

Di mana integritas didewakan dalam segala situasi, sehingga sang pemenang adalah dia yang tak pernah berpikir, berbicara, dan bertindak... karena nol sama dengan nol.



Lutetia Iavanicus, 6-4-2010 AD
Poëta





.

Rabu, 31 Maret 2010

That Thing You Do!

*Personal request dari teman dekat... I'm doing the best that I can*

Seringkali, bahkan setiap kali kamu ngelakuin hal itu, hatiku hancur berkeping-keping. Dan aku tahu sebenernya kamu nggak bermaksud jahat dengan hal itu, cuma memang kamu nggak tahu betapa aku sakit kepala tiap ngeliat kamu kayak begitu.

Aku selalu, terus berusaha buat ngelupain kamu, tapi susah banget... setiap kali kamu ngelakuin itu lagi, lagi, dan lagi.

Aku udah tahu kamu luar dalam, dan aku yakin suatu saat nanti bisa bikin kamu tahu, bahwa kamu akan jadi milikku suatu hari nanti... Karena, kamu sadar nggak sih, bahwa kita berdua emang cocok? Yah, andai saja kamu mau jadi milikku satu-satunya...

Aku nggak minta banyak kok, cuma satu yang kuminta yaitu cinta... dan ternyata itu memang susah banget, dan aku udah capek...

Udah cukup kesel, capek, makan ati tiap kali ngeliat kamu selalu jalan bareng orang lain, dan kamu selalu ngelakuin itu, dan aku udah capek, dan nampaknya habis perkara...

New Found Glory - That Thing You Do!

You, doin' that thing you do
Breaking my heart into a million pieces
Like you always do

And you don't mean to be cruel
You never even knew about the heartache
I've been going through


Well i try and try to forget you girl
But it's just so hard to do
Every time you do that thing you do

I know all the games you play
And i'm gonna find a way to let you know
That you'll be mine someday

'cause we could be happy can't you see?
If you'd only let me be the one to hold you
And keep you here with me

'cause i try and try to forget you girl
But it's just so hard to do
Every time you do that thing you do

I don't ask a lot girl
But i know one thing's for sure
It's the love I haven't got girl
And i just can't take it anymore

'cause we could be happy can't you see?
If you'd only let me be the one to hold you
And keep you here with me

'cause it hurts me so just to see you go
Around with someone new
And if i know you you're doin' that thing
Every day just doin' that thing
I can't take you doing that thing you do



-in the middle of hailstorm-
March 31st, 2010



.

Sabtu, 27 Maret 2010

Produksi Limbah HIMATEK

Sebenarnya sudah lama sekali hal ini terjadi. Benar, lama sekali.

Mungkin sudah berbulan-bulan hal seperti ini terjadi.

Dan dari sejak pertama ini terjadi tangan saya sudah gatal sekali. Ingin bersuara dari hati.

Namun saya masih bisa menahan diri. Ya, mungkin saja kita ini sedang khilaf semua.

Namun ini sudah kelewat batas.

Ya, sudah keterlaluan.

APAAN SIH?

-----------------------------

Jadi seringkali gw melihat banyak botol-botol tergeletak di sekitar himpunan. Banyak. Di meja hotspot, di dalam sekre, di meja... di mana-mana, asal bukan di tempat sampah deh.

Oke gw ga akan mulai ceramah soal produksi limbah plastik bla bla bla. Biarlah itu jadi bagian teman-teman lain. Lagipula plastik bisa didaur ulang atau diinsinerasi. Tapi, yang bikin gw (mungkin teman-teman nggak) miris adalah...

Hampir sebagian besar itu terisi air lebih dari 50%nya! SETENGAH LEBIH!!! Dan DIBUANG BEGITU SAJA!!!

Nih kita lihat:









Karena ini yang di sekitar meja him, ini pasti kelakuan anak HIMATEK. Belum ditambah yang di meja hotspot.

Hai kawan...

Tahu nggak kesulitan orang-orang untuk dapat air bersih? Tahu nggak bahwa kita buang-buang air di saat orang-orang kesulitan untuk mendapatkannya?

Di sini, kita enak-enakan buang-buang air... dan bukan cuma air, tapi air KELAS SATU!! Air minum, bukan air irigasi, bukan air rekreasi, bukan air perikanan, bukan air cuci, bukan air WC, bukan air mentah, tapi AIR MINUM!

Sekarang, ayo kita berhitung (meskipun mungkin kita udah bosan berhitung di kelas)...

Volume 1 botol minum = 600 mL
Rata2 isi sisa botol minum yang dibuang = 50%
Jumlah botol yang dibuang per hari = sekitar 20-30
Rata2 air yang terbuang PERCUMA tiap hari = 50% x 600 mL x 20 s/d 30 = 6-12 L

6-12 liter sehari tuh gede... klo dikonversi ke galon aqua sekitar 1/3 s/d 2/3 galon sehari... sebulan berapa? Setahun berapa? ITB... ckckckck

PM HIMATEK, PM angkatan gw instalasi membran penjernih air di Cililin... Tujuannya apa? Menyediakan air bersih untuk masyarakat... Terus kita, kerjaannya sehari-hari membuang-buang air? Terus apa gunanya PM? Apa gunanya diajarin keprofesian kalo mata hati kita aja TUMPUL kayak begini?

Kita, kita di Teknik Kimia ITB...
Diajarin buat minimalisasi limbah kan?
Diajarin buat ga buang2 bahan kan?

Katanya cinta Indonesia
Katanya cinta lingkungan
Katanya jurusan intelek
Katanya talk less do more
Katanya punya integritas

Kalau mau marah, marahlah pada saya. Kalau tersinggung, caci makilah saya (dan saya punya hak untuk membalas). Iya saya mengingatkan dengan pedas, iya saya

Tapi ingat kalau mau marah dan tersinggung... Pikir kenapa kalian bisa sampai marah dan tersinggung. Buat yang cukup lapang dada dan tidak tersinggung, mari kita sama-sama mengingatkan yang lain.

Mari kita sama-sama belajar. Sama-sama mengingatkan. Saling memberi tahu.



Untuk Tuhan, bangsa, dan almamater

13006033


.

Kamis, 18 Maret 2010

Bangsa Kasihan

Wahai rekan-rekan sekalian,

Kasihan bangsa yang percaya akan banyak hal namun kosong akan agama.

Kasihan bangsa yang memakai pakaian yang tidak ditenunnya, makan roti dari gandum yang tidak dipanennya, dan minum anggur yang tidak diperasnya.

Kasihan bangsa yang mengangkat penindas sebagai pahlawan, dan menganggap penjajahan sebagai berkah.

Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya, namun jatuh padanya saat terbangun.

Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara kecuali ketika sedang berjalan di penguburan, tidak pernah berbangga kecuali di atas reruntuhan, dan tidak pernah berontak kecuali ketika lehernya sudah berada di antara pedang dan landasan.

Kasihan bangsa yang rakyatnya kambing domba, dan gembalanya menjerumuskan mereka.

Kasihan bangsa yang negarawannya berhati busuk, cendekiawannya tukang sulap, dan senimannya jago tambal dan jago jiplak.

Kasihan bangsa yang menyambut pemimpin barunya dengan sorak-sorai, dan melepasnya dengan cacian, hanya untuk menyambut penguasa lainnya dengan sorak-sorai lagi.

Kasihan bangsa yang orang-orang bijaknya tidak pernah belajar dari sejarah, dan orang-orang kuatnya masih dalam gendongan.

Kasihan bangsa yang terpecah-pecah, dan masing-masing pecahan menganggap dirinya sebagai bangsa.


KG


.

Kamis, 04 Maret 2010

WWW - Ahli Rekayasa

Didasari pada banyaknya sumber daya hayati lokal di Indonesia yang belum termanfaatkan sepenuhnya namun begitu potensial untuk mendongkrak daya saing bangsa, maka berdirilah suatu badan konsultan rekayasa kimia yang berfokus pada pengembangan industri pengolahan bahan-bahan hayati Indonesia.

Dengan bangga kami memperkenalkan: Waradana Widya Wiguna - Ahli Rekayasa.



Nama yang digunakan diambil dari bahasa Sansekerta:
- Waradana berarti hadiah yang berharga.
- Widya berarti ilmu pengetahuan.
- Wiguna berarti berguna.

Secara umum, nama yang digunakan melambangkan suatu harapan: hadiah yang berharga yang diberikan Tuhan pada negara kita, yaitu sumber daya hayati yang melimpah dan potensial, jika diolah dengan akal dan ilmu pengetahuan, pasti akan menjadi berguna.

Selain itu, singkatan WWW terdengar bagus di telinga dan enak dibaca mata. Bukan begitu, bukan?

Warna yang digunakan pada singkatan WWW dalam logo pun memiliki arti yang selaras. Kuning melambangkan hadiah yang berharga. Biru melambangkan pengetahuan dan kebijaksanaan. Merah melambangkan buah, hasil, kegunaan.

Nama Ahli Rekayasa (bukan Engineering Consultant) melambangkan keinginan untuk menggunakan Bahasa Indonesia, keinginan untuk memajukan produk buatan dalam negeri.

Logo WWW - Ahli Rekayasa menampilkan sebuah tangki yang melambangkan reaktor, yaitu tempat terjadinya reaksi (pengolahan) dalam industri kimia.

Pinggiran reaktor berwarna hijau, melambangkan pengolahan yang dilakukan di dalam semangat cinta lingkungan.

Bagian dalam reaktor berwarna merah putih, melambangkan pengolahan yang dilakukan berdasarkan semangat kebangsaan untuk menghasilkan sesuatu yang akan mendongkrak daya saing bangsa ini dan menuju kejayaan Indonesia.

Di bagian bawah reaktor ada daun yang melambangkan bahan baku. Bentuk daun dipilih karena melambangkan bahan baku hayati. Daun berjari lima melambangkan lima sumber daya hayati Indonesia: perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Di dalam daun, ada motif batik sebagai pertanda bahan baku hayati ini merupakan sumber daya lokal Indonesia. Motif batik yang dipilih adalah motif batik Mega Mendung yang melambangkan hujan, yaitu kesuburan dan kemakmuran.

Di bagian atas reaktor ada cincin yang melambangkan produk. Bentuk cincin dipilih untuk melambangkan produk yang berharga, jauh lebih berharga dari bahan baku. Tiga cincin melambangkan manfaat yang dihasilkan dari pengolahan untuk tiga kelompok: manfaat untuk kemajuan dunia industri itu sendiri (abu-abu), untuk kesejahteraan masyarakat (coklat), dan untuk kejayaan bangsa dan negara (keemasan).




"Yang menentukan nasib bangsa Indonesia seharusnya adalah para teknokrat, para insinyur, para dokter, para ilmuwan. Bukan politikus, pengacara, ekonom, atau artis. Ilmu sosial memperbincangkan hal-hal maya, ilmu alam membuat hal-hal nyata." -Alfonso-



.

Sabtu, 06 Februari 2010

Jerman, 1930-1945

Jerman, 1930

12 tahun berlalu setelah Jerman dipermalukan dalam Perang Dunia I. Krisis ekonomi, ancaman komunis, dan pembatasan kekuatan militer oleh negara-negara asing menjadi awan kelabu yang menaungi seluruh negeri. Kemudian datanglah sesosok calon pemimpin.

Muda, tampan, dengan kata-kata yang memikat. Rapi, santun, dan karismatik. Cerdas, berpikiran tajam, dan patriotik. Janji-janjinya membangkitkan moral rakyat yang terpuruk. Pembangunan ekonomi, peningkatan martabat Jerman sehingga tidak lagi dipandang dunia sebagai bangsa pecundang yang kalah perang. Seluruh rakyat bersatu di belakangnya, dan pembangunan besar-besaran dimulai: di bidang ekonomi, budaya, pendidikan, teknologi, dan militer.

---------------------

Jerman, 1945

Jerman kalah dalam Perang Dunia II, perang terbesar sepanjang sejarah umat manusia, yang ‘mereka’ mulai sendiri. 10 juta penduduk Jerman, sipil dan militer, kehilangan nyawa. 2/3 kota-kota besar Jerman luluh lantak dihantam bom udara musuh. 1/3 wilayah Jerman bagian timur lepas, diserahkan pada musuh. 2 juta wanita Jerman diperkosa tentara Soviet. Kerugian material? Tidak terhitung.

Dan saat itu, di mana sang pemimpin harapan yang begitu memikat hati rakyat Jerman 15 tahun silam tersebut? Pemimpin itulah yang dengan ambisi pribadinya menceburkan seluruh negeri Jerman ke dalam peperangan, membawanya ke kekalahan, dan meninggalkan rakyatnya yang tengah menderita ke alam baka dengan bunuh diri. Pemimpin itulah yang mencoreng nama Jerman di sejarah dunia, mencap mereka sebagai bangsa pemulai Perang Dunia II, dan menistakan nama bangsanya bersama namanya sendiri yang pada masa kini menjadi sinonim dengan Si Biang Kejahatan: Adolf Hitler.

---------------------

Andai saja rakyat Jerman tahun 1930 tahu bahwa calon pemimpin karismatik yang mereka harapkan membawa Jerman menuju kejayaan ternyata adalah psikopat haus darah yang membantai 6 juta orang baik orang asing maupun rakyat negerinya sendiri hanya karena ras dan cacat fisik, yang membawa negerinya maju perang padahal ia mengetahui negerinya tidak punya cukup sumber daya, dan bahwa ia hanyalah orang yang jika dihadapkan pada pendapat yang berbeda selalu meledak kalap… Andai saja…



Sesal kemudian tak berguna.

Kenali para calon pemimpin kita.

Hadirilah! HEARING CAKAHIM-CASENATOR HIMATEK 2010.




.