Sabtu, 06 Februari 2010

Jerman, 1930-1945

Jerman, 1930

12 tahun berlalu setelah Jerman dipermalukan dalam Perang Dunia I. Krisis ekonomi, ancaman komunis, dan pembatasan kekuatan militer oleh negara-negara asing menjadi awan kelabu yang menaungi seluruh negeri. Kemudian datanglah sesosok calon pemimpin.

Muda, tampan, dengan kata-kata yang memikat. Rapi, santun, dan karismatik. Cerdas, berpikiran tajam, dan patriotik. Janji-janjinya membangkitkan moral rakyat yang terpuruk. Pembangunan ekonomi, peningkatan martabat Jerman sehingga tidak lagi dipandang dunia sebagai bangsa pecundang yang kalah perang. Seluruh rakyat bersatu di belakangnya, dan pembangunan besar-besaran dimulai: di bidang ekonomi, budaya, pendidikan, teknologi, dan militer.

---------------------

Jerman, 1945

Jerman kalah dalam Perang Dunia II, perang terbesar sepanjang sejarah umat manusia, yang ‘mereka’ mulai sendiri. 10 juta penduduk Jerman, sipil dan militer, kehilangan nyawa. 2/3 kota-kota besar Jerman luluh lantak dihantam bom udara musuh. 1/3 wilayah Jerman bagian timur lepas, diserahkan pada musuh. 2 juta wanita Jerman diperkosa tentara Soviet. Kerugian material? Tidak terhitung.

Dan saat itu, di mana sang pemimpin harapan yang begitu memikat hati rakyat Jerman 15 tahun silam tersebut? Pemimpin itulah yang dengan ambisi pribadinya menceburkan seluruh negeri Jerman ke dalam peperangan, membawanya ke kekalahan, dan meninggalkan rakyatnya yang tengah menderita ke alam baka dengan bunuh diri. Pemimpin itulah yang mencoreng nama Jerman di sejarah dunia, mencap mereka sebagai bangsa pemulai Perang Dunia II, dan menistakan nama bangsanya bersama namanya sendiri yang pada masa kini menjadi sinonim dengan Si Biang Kejahatan: Adolf Hitler.

---------------------

Andai saja rakyat Jerman tahun 1930 tahu bahwa calon pemimpin karismatik yang mereka harapkan membawa Jerman menuju kejayaan ternyata adalah psikopat haus darah yang membantai 6 juta orang baik orang asing maupun rakyat negerinya sendiri hanya karena ras dan cacat fisik, yang membawa negerinya maju perang padahal ia mengetahui negerinya tidak punya cukup sumber daya, dan bahwa ia hanyalah orang yang jika dihadapkan pada pendapat yang berbeda selalu meledak kalap… Andai saja…



Sesal kemudian tak berguna.

Kenali para calon pemimpin kita.

Hadirilah! HEARING CAKAHIM-CASENATOR HIMATEK 2010.




.