Rabu, 01 April 2009

Buah-Buah Roh

“Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (Mat. 7:20)

Bulan ini kita akan melanjutkan mengenal buah-buah roh lebih dalam. Masih ingat kan apa saja buah-buah roh itu? Buah-buah roh itu adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23).

Ayat di atas menyebutkan bahwa orang dikenal dari buah yang dihasilkannya. Kita sebagai orang percaya, dikenal dan dibedakan dari orang-orang dari buah yang kita hasilkan di dalam Tuhan. Buah-buah roh tersebut adalah karya Roh Kudus dalam diri kita masing-masing.

Dalam khotbahNya mengenai pengajar-pengajar sesat (Matius 7:15-23), Yesus memaparkan bahwa anak-anak Terang dapat dibedakan dari penyesat-penyesat melalui buah yang dihasilkannya. Apabila anak-anak Terang menghasilkan buah-buah roh, maka anak-anak dunia ini menghasilkan perbuatan-perbuatan daging: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya (Galatia 5:19-21).

Bagaimana dengan kita, manusia-manusia yang menjadi saksi Kristus di TK ITB ini? Buah-buah apa sajakah yang sudah kita hasilkan?

Sudahkah kita memancarkan kebaikan yang dari Tuhan untuk dibagikan kepada teman-teman kita? Ataukah malah teman-teman kita melihat kita sebagai biang perselisihan dan pemecah belah?

Sudahkah kita tetap setia mengikut dan melayani Tuhan dalam segala keterbatasan kita, dan setia menjalani tiap-tiap perkara-perkara besar dan kecil dalam kehidupan kita? Ataukah kita masih mementingkan diri sendiri, jatuh dalam percabulan dan kecemaran, sehingga menomorduakan Tuhan?

Sudahkah kita menjadi orang yang menyikapi masalah dengan lemah lembut dan sabar hati? Ataukah keseharian kita masih penuh dengan amarah dan perseteruan kepada tiap pihak yang bermasalah dengan kita?

Sudahkah kita senantiasa mengendalikan hawa nafsu dan emosi kita dalam keseharian kita? Ataukah kita masih seringkali terlepas dan membiarkan kedengkian dan iri hati kita tak terkontrol kepada teman-teman kita?

“Seberapa jauh kita sebagai pengikut Kristus berhasil dikenal di lingkungan kita sebagai anak Terang, dilihat dari buah-buah yang kita hasilkan? Ataukah orang yang memetik buah-buah yang kita hasilkan justru mengidentifikasi kita sebagai penyesat???”

“Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” (Filipi 1:22)


Pacem in terris!



.

Tidak ada komentar: