Minggu, 15 Januari 2012

Siapakah Yesus?

Masih dalam seri tugas kuliah. Ini adalah tugas kuliah Agama dan Etika Protestan, dan jelas bukan tugas kuliah Mekanika Fluida dan Partikel, meskipun keduanya sama-sama saya ambil di semester 4 (awal tahun 2008, jadi sekitar 4 tahun lalu).

Di tengah tantangan zaman ini, di tengah gencarnya 'penginjilan' oleh kaum ateis, pragmatis, rasionalis dan duniawi, berbarengan dengan keterbukaan informasi dan kehilangan kepercayaan terhadap gereja, pemuka agama, dan nilai moral secara keseluruhan, seakan-akan seluruh dunia berkonspirasi untuk menjatuhkan iman Kristiani terhadap Yesus. Seakan-akan tidak ada Yesus yang dapat dipercayai oleh umat Kristen. Benarkah? Tidak jika kita tahu benar siapakah Yesus. Bukan sekadar tahun, tapi mengenal.

Enjoy.

=====================

Siapakah Yesus?





Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Matius 16 : 13-16

Yesus. Mungkin Dia adalah manusia terpenting sekaligus paling kontroversial sepanjang sejarah dunia ini. Pada masa hidupnya, Dia adalah pahlawan pembebas bagi rakyat Yahudi yang tertindas; penghujat Allah bagi para agamawan Yahudi; pengacau bagi penguasa Romawi. Jauh setelah kematianNya pun Ia tetap kontroversial. Ada yang menganggapNya guru moral, nabi, Tuhan; ada pula yang menganggapNya penipu, orang biasa, bahkan tokoh fiksi. Semua aspek hidupNya seakan menarik untuk dikaji. Dia menjadi bahan pertentangan berbagai kelompok agama, politik, ilmiah, dan sosial. PenyalibanNya kontroversial. KetuhananNya kontroversial. Bahkan keberadaanNya pun diperdebatkan. Mengapa?

Karena Dia mengubah dunia. Karena dari apa yang Dia perbuat dua ribu tahun yang lalu, lahir sebuah kepercayaan yang sekarang dianut oleh sepertiga manusia di bumi ini. Karena dua ribu tahun yang lalu Dia hidup dan mengatakan apa yang tidak berani dan tidak sanggup dikatakan oleh orang-orang sebelum dan setelah Dia. Bahwa Dialah satu-satunya Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Bahwa Dialah Tuhan yang turun ke bumi untuk menebus dosa manusia. Bahwa Dialah Juruselamat yang sanggup mengalahkan maut untuk kita. Bahwa untuk dapat memperoleh keselamatan kekal, kita cukup mengaku dengan mulut dan percaya dalam hati bahwa Dialah Tuhan.

Maka banyak orang protes. Terlalu mudah, katanya. Banyak yang tidak mempercayai adanya tokoh yang Maha Sempurna seperti itu. Bagi mereka, keselamatan harus diperoleh dengan mengumpulkan pahala di dunia. Maka bermunculanlah berbagai versi tentang siapakah Yesus. Ada yang ‘mengurangi’ peranNya menjadi sekedar filsuf atau nabi. Ada yang membuat beraneka tafsir yang bertentangan tentang ajaran-ajaranNya. Ada yang sibuk membongkar cacat dan cela dalam kehidupanNya. Ada yang gigih mencari bukti bahwa Yesus sebenarnya hanya manusia biasa, dan segala kisah tentangNya hanyalah rekaan atau dibesar-besarkan. Ada pula yang ‘membuat’ Yesus versi mereka untuk dikomersialkan, karena Yesus selalu laku keras. Pada pergerakan zaman yang makin canggih dan terbuka, segala versi Yesus yang berbeda-beda ini ibarat sudah disodorkan ke depan mata kita, menunggu mana yang akan kita pilih untuk dipercaya.

Mana yang akan kita pilih?

Siapakah Yesus sebenarnya?

Kutipan Alkitab pada awal tulisan ini menceritakan tentang pengakuan Petrus atau Simon Bar-Jonah, murid Yesus yang dipercayakanNya kunci gerbang surga. Banyak versi Yesus menurut orang-orang, tapi Petrus tanpa ragu menjawab bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Itulah Yesus yang dikenal Petrus setiap hari secara pribadi. Itulah Yesus yang dilihat oleh Petrus dalam kehidupannya. Itulah Yesus, itulah arti Yesus bagi Petrus, tak peduli apa kata orang lain, karena Petrus telah mengalami dan mengenal pribadi Yesus.

Bagaimana dengan kita?

Bagi saya dan seharusnya seluruh umat yang menyebut dirinya Kristen, Yesus bukan hanya sekedar tulisan di buku sejarah. Yesus lebih dari sekadar nabi atau guru moral. Yesus adalah Tuhan, Sang Maha Pencipta. Yesus adalah Pribadi Yang Agung, yang bangkit mengalahkan maut. Yesus adalah sahabat yang mau menyerahkan nyawaNya demi menebus dosa-dosa kita. Yesus adalah Raja Alam Semesta yang pantas kita sembah. Yesus adalah kasih. Yesus adalah alasan kita hidup di bumi ini. Yesus adalah segalanya bagi kita.

Mengapa umat Kristen dapat mempercayai hal-hal itu? Tidak ada jalan lain selain mengenal Yesus secara pribadi. Jutaan umat Kristen dijamah Yesus setiap harinya. Beberapa bertemu Yesus secara pribadi. Banyak yang mengalami hal-hal ajaib. Ada pula yang merasakan damai dalam persekutuan dengan Yesus. Itulah yang dinamakan iman. Itulah yang membuat umat Kristen mempercayai Yesus versi mereka: karena mereka telah mengenal Yesus secara pribadi. Karena mereka telah mengalami kasih Yesus yang ajaib dan baru setiap hari, meskipun mereka tidak melihat wujud fisik Yesus. Dan itulah yang tidak akan pernah dipahami oleh mereka yang tidak mengenal Yesus. Kita tidak perlu memilih Yesus versi mana yang akan kita percayai. Kenalilah Yesus. Itulah Dia.

Untuk saya, Yesus adalah segalanya. Saya hidup untukNya. Mengapa? Karena Dia menawarkan keselamatan kekal. Hanya itu saja? Tidak. Terlebih dari itu, Dia Tuhan Yang Maha Pengasih. Dia mengasihi saya dengan kasih yang tak terbatas. Dan saya mengasihi dia dengan segenap hati dan pikiran. Dia lebih dari sekedar fakta sejarah. Dia Tuhan yang hidup; dahulu, sekarang, dan selama-lamanya. Dan Dia adalah segalanya. Sederhana saja. Dan mengapa saya mempercayai semua hal itu? Karena saya mengenal Dia melalui pengenalan yang tidak dapat diperoleh dari perdebatan-perdebatan, kajian-kajian ilmiah, maupun diskusi-diskusi. Untuk mereka yang mengenalNya, sederhana saja, Dia adalah Tuhan, dan itu berarti Dia adalah segalanya.

Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya:
"Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Yohanes 20 : 27-29




=====================



For the preaching of the cross
is to them that perish foolishness;
but to us which are saved
it is the power of God.
- I Corinthians 1:18 -





.

Tidak ada komentar: