Rabu, 08 Juli 2009

Lima Menit Untuk Lima Tahun

Hari ini gw akan berangkat memberikan suara untuk pemilihan presiden pertama kali dalam hidup gw.

Gw mungkin cukup beruntung karena dari sejak lima tahun lalu gw udah tau siapa yang akan gw pilih. Dan apapun yang terjadi tidak membuat loyalitas gw luntur.

Pemilu bagi gw bukan hanya sekedar pemilihan pemimpin, tetapi juga adalah esensi dari pemilu: mewakilkan suara kita.

Apa yang gw lakukan pada pemilu haruslah mencerminkan suara hati gw. Suara hati gw yang menjunjung tinggi komitmen. Menghargai loyalitas. Tidak rela berkhianat.

Dan gw harap rakyat Indonesia tahu siapa yang seharusnya mereka pilih.

Gw pribadi sangat menyayangkan klo ada teman-teman yang dengan sangat terpaksa tidak dapat memilih entah karena satu alasan (alias kerja praktek, di tempat yang benar-benar jauh dari daerah pemilihannya) maupun karena alasan lainnya, namun gw lebih menyayangkan lagi klo ada teman-teman yang dapat memilih namun tidak menggunakan hak pilihnya.

Yah, apapun yang terjadi, sebagai seorang umat Tuhan gw cuma bisa berdoa atas pemilu ini… :

Semoga pasangan calon yang gw pilih bisa menang (yah ini mah doa standar seorang pemilih kali ya).

Semoga pasangan calon yang gw pilih nanti, klo menang, dalam kepengurusannya selalu memihak rakyat (bukan terlihat memihak rakyat), melanjutkan yang baik-baik (jangan yang jelek-jelek) dari pemerintahan sekarang, dan mengambil keputusan dengan cepat (dan cermat) sebelum rakyat keburu mati kelaparan menunggu pemerintah bertindak.

Semoga pemilu presiden selesai satu putaran, biar duit 4 triliun rupiah yang ada dapat dipakai untuk hal-hal lain yang lebih berguna: subsidi BBM, anggaran pendidikan, dana ristek, beli alutsista untuk TNI, listrik dan internet masuk desa, ganti rugi Lapindo…

Semoga calon-calon yang tidak terpilih dapat menunjukkan bahwa mereka maju bukan untuk kepentingan pribadi, dan maka itu jika kalah tidak memancing provokasi yang akan menimbulkan kerusuhan dan kerugian harta benda yang menimpa rakyat yang katanya mereka akan bawa kepentingannya. Semoga mereka dianugerahi rasa tahu diri ketika mengingat apa yang John McCain lakukan ketika Barack Obama terpilih; John McCain, yang dalam debat-debatnya jauh lebih garang menyerang sang rival dibanding yang kita tonton di debat-debat capres Indonesia.

Semoga pendukung pasangan calon yang tidak menang masih punya rasa malu dan tidak mencoreng muka bangsa Indonesia yang sudah terkenal tidak sportif di mata dunia, dan mau menunjukkan bahwa pemilu presiden kali ini adalah pemilihan yang cerdas oleh bangsa yang maju, di mana siapapun yang menang, rakyatlah pemenang sejatinya.

Semoga mahasiswa tidak hanya bisa mendengung-dengungkan kebenaran ilmiah dan berkoar-koar sebagai agent of change, tetapi juga bisa memposisikan dirinya sebagai guardian of value, sebagai negarawan, sebagai manusia yang mampu berjiwa besar menerima siapapun yang terpilih, tidak mengingkari suara rakyat dan mengadakan pengadilan jalanan, tidak hanya bisa menggugat tanpa menyentuh esensi, tidak sok berbicara atas nama rakyat namun tak mengenal rakyat itu sendiri…

Terakhir, semoga kita semua memilih yang terbaik.

Ayo, memilih!

Cokelat – Lima Menit Untuk Lima Tahun

Ayo semua kita memilih, yang terbaik demi negeri ini
Lima menit kita memilih, lima tahun kala kita jalani
Jangan hanya menjadi putih, suara kita sangat berarti
Memilihlah untuk Indonesia


Demi Tuhan, untuk bangsa dan almamater - merdeka!



.

Tidak ada komentar: