Minggu, 03 Mei 2009

Hidup Sebagai Hamba Allah

Hidup Sebagai Hamba Allah (I Petrus 2:11-25)
Inti dari pelayanan adalah hidup yang melayani. Pelayanan terhadap Tuhan yang sesungguhnya adalah jika dalam kehidupan sehari-hari kita berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian kita menjadi hamba Tuhan yang sesungguhnya.

Bagaimanakah kita sebagai seorang hamba Tuhan, pelayan Tuhan, di lingkungan seperti ini, diharuskan berlaku oleh Tuhan setiap harinya? Mari kita buka I Petrus 2:11-25.

11Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. 12Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

Hidup kita hendaknya kudus dan benar dalam Tuhan, sehingga orang lain di sekitar kita menganggap anak-anak Tuhan itu baik dan syukur-syukur mereka menerima Tuhan Yesus dan diselamatkan (Matius 5:16). Amin? Itulah pelayanan kita yang sejati, yang membawa jiwa-jiwa kepada Yesus.

13Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, 14maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.

Kita sebagai orang percaya hendaknya menaati otoritas yang berlaku di lingkungan kita, meskipun bukan orang percaya yang memegangnya (Matius 22:21). Jadi, kita nggak boleh menentang pemimpin kita hanya karena dia berbeda keyakinan. Tapi ingat, kita tunduk pada mereka dalam Tuhan. Kalau ada hal yang bertentangan dengan hukum Tuhan, kita tahu mana yang harus kita dahulukan.

15Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh. 16Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.

Kita diberi kebebasan untuk relevan dengan perkembangan zaman, dan kita dapat saja menggunakan cara-cara yang digunakan oleh orang-orang dunia dalam menjalani hidup, selama semua itu bertujuan untuk melayani Allah (I Korintus 9:19-21). Contoh paling nyata: alangkah baiknya jika Internet digunakan untuk menyebarkan pesan tentang Injil kepada teman-teman kita, bukan buat nyari bokep!

17Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja! 18Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.
Melayani Tuhan berarti berbuat baik kepada semua orang, karena itulah kehendak Tuhan (Matius 22:39). Kita berbuat baik terhadap orang lain bukan untuk menyenangkan orang tersebut, tetapi untuk menyenangkan Tuhan. Jadi, jika ada yang bertanya “Kenapa gue harus mengasihi si XXXX yang menyebalkan itu?”, kita sudah bisa menjawabnya, bukan?

19Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. 20Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Ini ayat untuk kita yang sering mengeluh kepada Tuhan tentang ketidakadilan dunia… Sabar, kalau betul kita menderita karena kita berbuat baik, Allah kita adalah Allah yang tak pernah ingkar janji. Ada upah besar bagi kita di surga.

21Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 22Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.

Kristus harus menjadi teladan kita dalam melayani (Matius 5:48). Itu berarti, menjadi teladan kita dalam kehidupan sehari-hari. Jadilah seperti Kristus: jauh dari dosa dan kebohongan.

23Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Pelayanan paling ampuh adalah dengan menunjukkan pada dunia apa bedanya kita dengan mereka yang tidak mengenal Yesus: kita mengasihi semua orang termasuk orang-orang yang menganiaya kita (Matius 5:44). Jangan sekali-sekali membalas mereka; itu haknya Tuhan (Roma 12:19).

24Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. 25Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Inilah mengapa kita harus melayani: pelayanan bukanlah cara kita untuk memupuk amal, bukan cara untuk mendapatkan pahala… Pelayanan adalah bentuk rasa syukur kita kepada Dia yang telah mati demi menebus dosa-dosa kita. Dia telah memberikan hidupNya untuk kita, masa’ kita nggak mau memberikan hidup kita untuk Dia?

Tidak ada alasan untuk tidak melayani.

Untuk rekan-rekan yang akan menjadi pengurus PDTK setahun ke depan: selamat melayani Tuhan.
Untuk rekan-rekan pengurus PDTK yang akan mengakhiri masa jabatannya: teruskan melayani Tuhan.
Untuk semua saudara seiman: hiduplah untuk melayani Tuhan.

Alfonso R., TK’06




[Tulisan ini ada di warta PDTK bulan April, dan memang dikhususkan dibuat untuk momen pergantian kepengurusan PDTK]

Fiat voluntas Tua, sicut in caelo et in terra.



.

Tidak ada komentar: