Komentator-komentator bola, teramat sering dicerca
Katanya tak bisa main bola, bisanya hanya bicara
Paling jago teknik, kalau tidak di pertandingan
Paling tahu taktik, asal di luar lapangan
Komentator-komentator bola, merasa tahu segala
Bisanya cuma sedikit, kalau bicara selangit
Di depan kamera teramat santai bicara
Di atas arena orang bisa bilang: tahu rasa dia!
Jika ada yang kalah, komentator bola cepat bertindak
Kritik itu cerca ini, tunjuk sana salahkan sini
Kipernya kurang lengket, pertahanan tidak dalam
Gelandang tak berkeringat, penyerang-penyerang mandul
Kalau perlu korbankan yang lain, yang penting asal bicara
Wasit berat sebelah, hakim garis buta sebelah
Belum cukup juga, penonton pun tak luput pula
Teror, intimidasi, rasialisme, fanatisme
Nasionalisme, komunisme, dan segala macam -isme
Dari mulutnya berhamburan bahasa-bahasa dewa
Penalti, free kick, corner, offside
Diving, injury time, wing back, playmaker
Away goal, golden goal, own goal, tapi nggak goal-goal
Empat empat dua, tiga lima dua
Empat tiga tiga, empat lima satu
Satu dua tiga, nol nol tujuh!
Ah, kurang gesit! Wah, serang dari sayap!
Oh, kesalahan yang tidak perlu! Celaka, sebuah blunder!
Dan penonton hanya akan bilang:
Si komentator bola hanya bisa bicara payah
Ngomong sini ngomong sana tak tentu arah
Lama-lama si komentator dianggap sampah
Dan kau tidak pernah bersimpati kepadanya...
Dengan hujan hinaan dan badai caci maki,
Mengapa komentator bola mau jadi komentator bola...?
Komentator-komentator bola, malang benar nasibnya
Gemar sepak bola, tetapi tetap bukan ahlinya
Ya, omongannya bukan jaminan Piala Dunia didapatnya
Benar, predikat bintang lapangan pun mustahil diraihnya
Dia, yang banyak berteori tentang umpan silang
Tak pasti bisa mengungguli David Beckham
Dia, dengan segala omongannya tentang penalti
Tak tentu lebih mahir dari Lev Yashin
Namun, salahkah dia...
Analisisnya, teorinya, kritiknya
Omong kosongnya, dan segala bahasa dewanya,
Itulah kecintaannya pada sepak bola...
Bisakah engkau tetap mencerca dia?
Masihkah engkau mau menghujat dia?
Berhentilah!
Karena... aku juga seorang komentator bola
Dan engkau yang pemain bola
Tak selamanya kau bisa menari di atas rumput
Ingatlah, suatu saat kau akan tua
Dan saat ajalmu di lapangan menjemput
Kau mungkin akan menjadi komentator bola...
Sama seperti aku ini!!!
Minggu, 19 Oktober 2008
Komentator Bola
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Nguk! Nguk! NgUK! NgUKAN! NgUKAN!!
Posting Komentar