"Aku hanya merasa...
Aku orang Indonesia saja..."
- lirik lagu Dewa, Indonesia Saja -
Seseorang tidak bisa memilih di mana dia dilahirkan.
Bahwa aku lahir di sebuah negara bernama Indonesia, itu fakta dan tidak bisa diubah.
Bahwa aku telah hidup hampir 20 tahun di sebuah negara bernama Indonesia, itu fakta dan tidak bisa diubah.
Bahwa aku selama hampir 20 tahun itu menginjak bumi Indonesia, minum air Indonesia, dan menghirup udara Indonesia, itu pun fakta dan tidak bisa diubah pula.
Dan bahwa hal-hal di atas seharusnya sudah cukup menjadi alasan untukku dan setiap orang yang juga mengalami hal-hal seperti aku alami di atas untuk bangga menjadi orang Indonesia, untuk berharap Indonesia terus maju, dan untuk berusaha memajukan Indonesia... Itu pun fakta.
80 tahun yang lalu, di gedung milik keluarga Sie Kok Liong di Jalan Kramat Raya no. 106, para pemuda Indonesia mengumandangkan sumpah untuk bersatu dalam satu identitas, Indonesia.
Dan peristiwa tersebut merupakan salah satu tonggak penegas perjuangan bangsa ini untuk mencapai kemerdekaan, yang pada akhirnya kemerdekaan itu hanyalah awal dari perjalanan untuk memajukan bangsa yang bernama Indonesia ini.
Sekarang... Untuk rekan-rekanku tercinta, pemuda-pemudi yang telah terpilih untuk merasakan nasib yang lebih beruntung, untuk menuntut ilmu di tempat yang katanya terbaik di Indonesia ini, yang menyandang gelar maha di depan kata siswa...
Hai kaum pemuda! Inilah tumpah darahmu! Inilah bangsamu!
Inilah...!
Inilah INDONESIA!
INDONESIA SAJA.
Dan siapa lagi kalau bukan engkau yang harus bangga kepadanya? Dan siapa lagi kalau bukan engkau yang akan mengangkatnya?
Bung Karno suatu saat pernah berkata "Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia".
Ubahlah dunia, wahai rekan-rekanku pemuda. Wahai orang-orang terpilih. Terlalu kecil bagimu untuk hidup hanya bagi dirimu sendiri. Tanggunganmulah sebagai warga negara Indonesia, yang menghabiskan dan menggantungkan hidupnya dari tanah air Indonesia, untuk menyingsingkan lengan baju dan berkarya bagi bangsa ini.
80 tahun sudah sejak Sumpah Pemuda pertama berkumandang. Janganlah wahai rekan pemuda, janganlah kita menjadi Sampah Pemuda, pemuda oportunis, pemuda yang lupa akan tanah airnya, pemuda yang selalu ingat akan haknya tetapi lupa akan kewajibannya terhadap negaranya.
Ubahlah dunia.
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Bangun pemudi pemuda Indonesia
Lengan bajumu singsingkan untuk negara
Masa yang akan datang, kewajibanmulah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa...
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar