Selasa, 28 Oktober 2008

Indonesia Saja

"Aku hanya merasa...
Aku orang Indonesia saja..."


- lirik lagu Dewa, Indonesia Saja -


Seseorang tidak bisa memilih di mana dia dilahirkan.

Bahwa aku lahir di sebuah negara bernama Indonesia, itu fakta dan tidak bisa diubah.

Bahwa aku telah hidup hampir 20 tahun di sebuah negara bernama Indonesia, itu fakta dan tidak bisa diubah.

Bahwa aku selama hampir 20 tahun itu menginjak bumi Indonesia, minum air Indonesia, dan menghirup udara Indonesia, itu pun fakta dan tidak bisa diubah pula.

Dan bahwa hal-hal di atas seharusnya sudah cukup menjadi alasan untukku dan setiap orang yang juga mengalami hal-hal seperti aku alami di atas untuk bangga menjadi orang Indonesia, untuk berharap Indonesia terus maju, dan untuk berusaha memajukan Indonesia... Itu pun fakta.


80 tahun yang lalu, di gedung milik keluarga Sie Kok Liong di Jalan Kramat Raya no. 106, para pemuda Indonesia mengumandangkan sumpah untuk bersatu dalam satu identitas, Indonesia.

Dan peristiwa tersebut merupakan salah satu tonggak penegas perjuangan bangsa ini untuk mencapai kemerdekaan, yang pada akhirnya kemerdekaan itu hanyalah awal dari perjalanan untuk memajukan bangsa yang bernama Indonesia ini.

Sekarang... Untuk rekan-rekanku tercinta, pemuda-pemudi yang telah terpilih untuk merasakan nasib yang lebih beruntung, untuk menuntut ilmu di tempat yang katanya terbaik di Indonesia ini, yang menyandang gelar maha di depan kata siswa...

Hai kaum pemuda! Inilah tumpah darahmu! Inilah bangsamu!

Inilah...!

Inilah INDONESIA!

INDONESIA SAJA.

Dan siapa lagi kalau bukan engkau yang harus bangga kepadanya? Dan siapa lagi kalau bukan engkau yang akan mengangkatnya?

Bung Karno suatu saat pernah berkata "Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia".

Ubahlah dunia, wahai rekan-rekanku pemuda. Wahai orang-orang terpilih. Terlalu kecil bagimu untuk hidup hanya bagi dirimu sendiri. Tanggunganmulah sebagai warga negara Indonesia, yang menghabiskan dan menggantungkan hidupnya dari tanah air Indonesia, untuk menyingsingkan lengan baju dan berkarya bagi bangsa ini.

80 tahun sudah sejak Sumpah Pemuda pertama berkumandang. Janganlah wahai rekan pemuda, janganlah kita menjadi Sampah Pemuda, pemuda oportunis, pemuda yang lupa akan tanah airnya, pemuda yang selalu ingat akan haknya tetapi lupa akan kewajibannya terhadap negaranya.

Ubahlah dunia.

Kalau bukan kita, siapa lagi?


Bangun pemudi pemuda Indonesia
Lengan bajumu singsingkan untuk negara
Masa yang akan datang, kewajibanmulah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa...
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa...

Senin, 27 Oktober 2008

n Reasons to Treasure Your Friends

Sedikit tulisan yg pernah gw buat untuk PDTK tanggal 5 Oktober 2007 yang lalu. Gw pas sekali menemukan tulisan ini di arsip gw saat gw merasa sendirian dan sedang berpikir sebenarnya apakah gw punya sahabat sejati, malah apakah gw sebenarnya pernah mengalami arti persahabatan itu sendiri.
_____________________________________________________________________

Apakah ada yang pernah mendengar atau mengetahui, apa sebenarnya arti ‘sahabat’ dalam konteks Kristiani? Jika hubungan kita dengan Tuhan sudah baik, masih perlukah ‘sahabat’? Dalam karya keselamatan Yesus Kristus, adakah tempat untuk ‘sahabat’? Jika ada, ‘sahabat’ yang seperti apa?

Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, friend is “person, not a relation, whom one knows and likes well.”. Pada intinya, syarat seorang ‘sahabat’ adalah orang yang dikenal baik dan disukai oleh diri kita. Ini berarti, setiap orang bisa menjadi ‘sahabat’ kita, tergantung pilihan kita sendiri. Tetapi, berapa banyak yang merupakan sahabat yang baik, sahabat sejati, sahabat tanpa tanda kutip?

Alkitab mencatat banyak kisah persahabatan yang erat, salah satu yang terkenal adalah Daud dan Yonatan. Namun, banyak kata ‘sahabat’ dipakai dalam Alkitab untuk konteks yang negatif. Contohnya saja, ‘sahabat’ yang hanya dekat saat keadaan senang saja (Amsal 14:20, 19:4-7), ‘sahabat’ yang suka menusuk dari belakang (Mazmur 41:10), dan yang paling terkenal adalah ‘sahabat’ yang justru membujuk kita untuk jauh dari Allah, yaitu 3 orang ‘sahabat’ Ayub. Dalam kehidupan keseharian kita, banyak orang yang ngakunya ‘sahabat’ tapi sering sekali berbuat begitu, kan?

Ada yang bilang, sulit sekali menemukan sahabat yang baik. Inilah sebabnya, mengapa sahabat yang baik itu penting. Ada beberapa kriteria sahabat yang baik dalam Alkitab. Amsal 17:17 mengatakan “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Inilah gunanya sahabat. Saat kita tertimpa masalah, ada sahabat yang mendampingi dan membantu. Di sini, sahabat merupakan alat Tuhan untuk memberikan pertolongan dalam kesusahan dan kelegaan dalam kesesakan.

Yesus Kristus dalam Yohanes 15:15 mengatakan “...Aku menyebut kamu sahabat, karena aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu.”. Sahabat adalah tempat kita menaruh kepercayaan, dalam kehidupan kita sehari-hari sahabat adalah tempat kita untuk ‘curhat’. Sahabat yang baik tentu tidak akan menceritakan rahasia temannya itu kepada orang-orang lain. Sudah lumrah, manusia membutuhkan tempat untuk berbagi cerita dalam keadaan apapun. Beberapa orang menyalurkannya melalui diary, blog, dll, tetapi kebanyakan orang memilih untuk menceritakan kepada orang yang dianggapnya sahabat. Keuntungannya, sahabat dapat mendengarkan, dan juga dapat memberi saran.

Sahabat adalah tempat kita berbagi kasih. Kasih adalah sesuatu yang unik. Jika dibagi-bagikan ke orang lain, kasih tidak berkurang tetapi malah bertambah. Berbagi kasih bersama sahabat, bersenang-senang di kala suka dan saling membantu di kala duka, akan membuat kita hidup dalam kasih, sebuah hidup yang lebih indah. Pada prinsipnya, itulah guna sahabat, yaitu pendamping di kala suka dan duka.

Yang paling indah, sahabat itu adalah orang yang rela berkorban bagi kita. Sebuah ayat terkenal, Yohanes 15:13 berkata “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”. Betapa indah dan hebatnya kasih seorang sahabat. Tentu saja, ayat ini merujuk kepada Yesus Kristus, Sahabat yang Agung, yang rela memberikan nyawaNya bagi kita. Namun, ayat ini secara implisit dapat berlaku juga bagi manusia. Sahabat sejati yang rela berkorban. Mengapa perumpamaan yang dipakai adalah ‘nyawa’? ‘Nyawa’ di sini dipakai untuk menggambarkan pengorbanan yang tulus dan tanpa pamrih, tidak mengharapkan balasan. Jikalau kita berkorban nyawa, sudah jelas kita tidak mengharapkan balasan, kan? Balasan apa yang kita harapkan diberikan kepada kita, kalau kita sudah mati? Nah, pengorbanan sahabat sejati pun harus seperti itu, yaitu tidak memperhitungkan balasan, tetapi semata-mata karena ingin memberi yang terbaik kepada sahabatnya.

Masih banyak lagi alasan-alasan mengapa sahabat itu penting (coba pikirkan lagi...). Dari beberapa uraian di atas, kita sudah sadar kan apa saja pentingnya sahabat? Enak sekali kan kalau punya sahabat, apalagi kalau punya banyak sahabat? Terlebih lagi pada bagian ‘rela berkorban’ tadi. Wow... enak sekali kalau banyak orang yang rela berkorban untuk kita... iya kan? Tetapi ada hal lain yang lebih penting dari itu.

Ada yang bilang, sahabat yang baik susah dicari, maka itu berbahagialah orang yang telah MENDAPAT sahabat yang baik. TETAPI, lebih berbahagia lagi orang yang telah MENJADI sahabat yang baik! Mungkin teman-teman sudah memiliki sahabat-sahabat yang baik, yang siap mendengarkan cerita teman-teman, yang mau berkorban untuk teman-teman, yang membantu teman-teman saat dalam masalah... tetapi, sudahkah teman-teman menjadi sahabat yang baik untuk mereka? Apakah teman-teman sudah mau mendengarkan cerita-cerita mereka, membantu mereka saat mereka dalam masalah, mau berkorban untuk mereka...? Sepantasnyalah teman-teman juga menjadi sahabat yang baik. Jika teman-teman belum merasa memiliki sahabat baik, mulailah dengan menjadi sahabat yang baik bagi orang lain. Teman-teman sudah mengetahui apa pentingnya seorang sahabat, dan merasakan kebutuhan akan seorang sahabat. Orang lain pasti juga merasakannya. Maka itu, tema-teman pasti mengerti, mengapa kita harus menjadi sahabat yang baik.

Jadi, sudahkah teman-teman mengetahui berapa nilai ‘n’ yang kita dapat hari ini?

_____________________________________________________________________

Well, who am I to talk like this? A Greek philosopher once said "It is easier to die for your friends; the harder part is to find a friend that is worthy to die for". Still, in this untrustworthy, full-of-treacherous-friends real world, God will never leave me.

Ein feste burg is unser Gott, ein gutte wehr und waffen.

Minggu, 26 Oktober 2008

Kata Siapa Piala UEFA Kompetisi Kelas Dua?

Kesialan yang dialami Il Club Piu Titolato al Mundo alias klub tersukses di dunia, AC Milan, pada Serie A musim lalu membuat mereka hanya menempati peringkat kelima dan menurut banyak orang harus menerima nasib malang yaitu jatuh ke kompetisi Piala UEFA yang dianggap merupakan kasta kedua pada sepakbola Eropa di bawah Liga Champions yang selama ini selalu diikuti AC Milan.

Juara tujuh kali Liga Champions (sembilan kalau tidak dicurangi Marseille di tahun 1994 dan tidak bernasib sial saat ketemu Liverpool tahun 2005, terbanyak kedua setelah Real Madrid yang juara sembilan kali), harus berlaga di kompetisi 'kacrut' macam Piala UEFA, kata orang-orang.

Sebagai Milanisti gw sangat gerah dengan klaim orang-orang klo Milan turun kasta dengan main di Piala UEFA. Kata-kata "Mana Milan? Mana Milan?" acap kali keluar waktu orang sedang membahas pertandingan Liga Champions. Setiap obrolan tentang tim bola favorit selalu berakhir dengan vonis bahwa Milan sekarang lebih kacrut gara-gara main di kompetisi kacrut macam Piala UEFA.

Nah... Kita sekarang lihat faktanya... Benarkah Piala UEFA lebih kacrut dari Liga Champions?

1. Isi menentukan kualitas kejuaraan, bukan kejuaraan yang menentukan kualitas isinya. Dan siapa yang berani bilang klo Ajax, Valencia, AC Milan, dan Galatasaray lebih kacrut dari BATE Borisov, CFR Cluj, atau Anorthosis Famagusta? Hahaha.

VS
Piala Super Eropa 2008/09. Ha ha ha.
2. Juara Piala UEFA lebih hebat dari juara Liga Champions. Sejak tahun 2000, diadakan Piala Super Eropa, mempertemukan juara Piala UEFA dan juara Liga Champions. Dari sembilan kali penyelenggaraan, lima kali juara Piala UEFA menang. jadi lebih sering. Dan dari empat kemenangan juara Liga Champions, dua di antaranya diperoleh AC Milan saat mereka menjadi juara Liga Champions. Jadi kesimpulannya, klo nggak ada ada AC Milan, juara Liga Champions paling-paling menang lawan juara Piala UEFA dua dari sembilan kali. Hahaha.

Vladislav Radimov dan Alexander Anyukov merayakan kemenangan tim mereka Zenit St Petersburg, juara Piala UEFA 2007/08, melawan Manchester United, juara Liga Champions 2007/08.
3. Juara Liga Champions malu-maluin. Juara Liga Champions dikirim ke Piala Dunia Antarklub mewakili benua Eropa. Dari empat kali penyelenggaraannya sepanjang sejarah, juara Liga Champions Eropa NGGAK PERNAH MENANG kecuali sekali, yaitu waktu AC Milan juara Liga Champions. Jadi kesimpulannya, juara Liga Champions selain AC Milan adalah cupu dan kacrut. Hahaha.
Adriano Gabiru dari Internacional, wakil Amerika Selatan, mencetak gol tunggal kemenangan timnya ke gawang Barcelona, juara Liga Champions 2005/06 yang mewakili Eropa, di final Piala Dunia Antarklub 2006.
Steven Gerrard, kapten Liverpool, juara Liga Champions 2004/05 yang mewakili Eropa, termenung ngampas setelah kalah lawan Sao Paulo, wakil Amerika Selatan, di final Piala Dunia Antarklub 2005.
Kaka dan Filippo Inzaghi dari AC Milan, juara Liga Champions 2006/07 mencium Piala Dunia Antarklub yang dimenangkan setelah mengalahkan wakil Amerika Selatan, Boca Juniors.

4. Trofi Piala UEFA lebih berat. 15 kilo, lebih berat hampir dua kali dari trofi Liga Champions yang cuma 8 kilo. Jadi nggak salah dong klo gw bilang Piala UEFA lebih berbobot? Hahaha.

Milan udah menang Liga Champions tujuh kali, tapi belum pernah dapat trofi 15 kg ini.
Jadi buat pendukung entah Liverpoo, Arsenal, MU, Juventus, Barca, Madrid, atau Merda, atau klub apapun yang ada di Liga Kacrut dan beranggapan klo Milan turun kasta gara-gara main di Piala UEFA, silakan menangi itu Liga Kacrut, itupun klo bisa melewati tim-tim besar macam BATE, Cluj, atau Anorthosis. Lalu tunggu AC Milan di Piala Super Eropa, kalahkan kalau bisa. Hahaha.

Klo ada yang menganggap post ini aneh, gw cuma bisa bilang, inilah cara seharusnnya seorang Milanisti diharapkan untuk bersikap, jadi gw ga bisa berpikiran lain. Hahaha. No offense buat suporter klub-klub 'gede' laennya yg terpaksa harus berlaga di Liga Champions... Hahaha.

Forza Milan - solo con te, sempre per te!

PS: Kabur ah... Bentar lagi pasti didatangi segerombolan tifosi Merda, Juve, MU, dll...

Kamis, 23 Oktober 2008

The Best Inventions Series PART 1 : BAYFRESH

Akhir-akhir ini hidup gw menjadi makin cerah, makin berwarna, dan makin menyenangkan berkat beberapa hal baru yang hadir secara disengaja ataupun tidak.

Penemuan pertama adalah...


BAYFRESH.
Penemuan terbaru gw ini berupa 350 mL cairan sakti dalam kaleng setinggi 25 cm dan diameter sekitar 7 cm. Mungkin ada yang bertanya apa gunanya? Menurut bacaan resmi langsung dari kalengnya:

Bayfresh Odor Control injects a breath of fresh air anytime. Its specially formulated fragrance neutralizes odors in the air, leaving a fresh scent in your room.

Gw menemukan barang sakti ini nangkring pada sebuah rak di Superindo sekitar 2 bulan lalu. Deskripsi di atas menurut gw cocok sekali sebagai solusi atas kamar gw yg sumpek (karena pintunya selalu tertutup biar gw ga kedinginan) dan apek (karena ga pernah dibersihin). Cara pakainya gampang, pencet tombol yang ada di tutupnya dan cairan akan keluar dengan kecepatan dan tekanan tinggi sehingga terdispersi di udara dan menjadi gas yang menetralisir bau.

Gw beli satu kaleng rasa mawar (seperti di foto) seharga 14 ribu rupiah dengan harapan bahwa kamar gw akan lebih segar tanpa gw perlu menyapu dan mengepel secara rutin.

Dan memang betul.

Setelah gw pake BAYFRESH, kamar gw terasa lebih segar, gw menjadi lebih betah di kamar, dan waktu belajar gw menjadi lebih banyak dan lebih efektif. Semuanya berkat BAYFRESH (iklan neh...).

Namun tahukah anda2 sekalian bahwa kegunaan BAYFRESH ini nggak cuma buat pengharum ruangan? Gw telah menemukan beberapa kegunaan sampingan dari kaleng sakti ini, yang so pasti membuat hidup gw lebih cerah dan lebih berwarna.

1. Untuk menyegarkan ruangan, seperti uraian di atas.

2. Ternyata bisa untuk mengusir nyamuk. Hal ini gw sadari ketika obat nyamuk elektrik gw abis. Nyamuk pada kabur setelah gw semprotkan cairan sakti ini beberapa kali. Sejak saat itu gw makin sering menyemprot daerah sekitar tempat tidur gw dengan semprotan sakti ini biar nyamuk, semut, dan serangga pengganggu lain nggak berani dekat-dekat.

3. Pengharum sepatu, celana, dan kaos kaki. Ketiga barang tersebut merupakan bagian sehari-hari dari pakaian gw, dan ketiga barang tersebut gampang bau dan kotor. Untuk menyemprotkan parfum jelas kemahalan sedangkan gw tentunya tak mau orang lain terganggu bau dari celana dan kaos kaki gw. Untungnya ada cairan sakti yang harga per mL nya jauh lebih murah daripada harga per mL parfum gw. Untuk mendapatkan efek terbaik, cara yang gw pakai adalah:
- semprotkan BAYFRESH ke celana panjang dengan lubang tempat keluar cairan didekatkan, agar langsung meresap.
- pakaikan kaos kaki kepada kaleng BAYFRESH, lalu tekan tombolnya secara perlahan agar yang keluar dari kaleng berupa cairan, lalu dengan cepat pakai kaos kaki, setelah itu cepat-cepat semprotkan BAYFRESH ke dalam sepatu, dan dengan cepat pakailah sepatu itu, niscaya kaos kaki anda tidak akan bau meskipun dipakai 24 jam sehari (sudah lulus penelitian).

4. Pembunuh kecoa. Kegunaan yang satu ini gw peroleh ketika seekor kecoa sial masuk ke kamar gw saat gw sedang menyemprotkan BAYFRESH. Secara refleks langsung saja kaleng yang ada di tangan kanan gw lempar dan mengenai kecoa sial tersebut tepat di kepala. Makhluk malang itu pun langsung gw gilas dan gw pukul-pukul dengan kaleng BAYFRESH hingga menemui ajalnya. Setelah benar-benar gepeng dan hancur, mayatnya gw keringkan dengan hair dryer, lalu gw bungkus tissue dan gw bakar dengan geretan di bak sampah depan kos gw.

Dan mungkin masih banyak lagi kegunaan kaleng sakti ini yang akan gw dapatkan nanti.

Yang pasti, BAYFRESH top abis.

Untuk Tuhan, bangsa, dan almamater - merdeka!

Rabu, 22 Oktober 2008

TK : Munafik Stadium Parah, atau Hanya Rendah Hati Berlebihan?

"Di tempat lain, rajin adalah hal baik dan malas adalah dosa - semua orang malas dan ingin terlihat rajin. Di TK ITB, rajin adalah dosa dan malas adalah hal baik - semua orang rajin dan ingin terlihat malas."

Itu kalimat pembuka. Sebelum anda melangkah lebih jauh saya peringatkan, artikel ini berisi tuduhan subjektif yang mungkin ga menyenangkan bagi anda. Jika anda mahasiswa TK ITB dan merasa kira-kira akan tersinggung, SILAKAN KELUAR - PERGI - ENYAH - JANGAN LANJUTKAN MEMBACA. Jika anda putuskan untuk lanjut membaca, anda boleh dan HARUS berhenti di bagian yang bikin anda kesal, silakan pergi, dan gak usah comment.

Kembali ke kalimat paling atas.

Aneh bukan?

Kontradiksi. Anomali. Atau apapun anda menyebutnya.

Memang, jurusan gw yang antik nan ajaib ini super duper unik. Meskipun pada awalnya gw tidak menyangka. Butuh waktu sekitar satu semester lebih sejak gw pertama menjejakkan kaki di Bumi Ganesha tercinta, untuk menyadari klo gw sudah masuk ke dalam dunia lain yg amat jauh berbeda dengan dunia manusia pada umumnya yang gw temui di SMA.

Di satu sisi, gw membatin, inilah benar-benar tempatnya orang-orang pilihan. Ini benar-benar putra-putri terbaik bangsa. Gw benar-benar bangga masuk universitas yang katanya terbaik di Indonesia, dan masuk pula jurusan yang menurut gw terbaik se-universitas. Dari 101 orang rekan-rekan seangkatan gw, hampir semuanya memiliki talenta yang dapat dibanggakan secara tidak semua orang seumuran kami bisa memilikinya. Pemenang lomba ini itu; ikut olimpiade ini itu; aktif berorganisasi di SMA masing-masing; juara umum di SMA masing-masing...

Makin lama gw berada di angkatan 2006 ter... (tercinta? ntar dulu ya...) ini, makin gw kagum pula atas kualitas anak-anaknya. Apalagi setelah memasuki kaderisasi HIMATEK. Makin kelihatan beda antara dunia TK'06 dengan dunia yang sebelumnya gw tinggali di sekolah. Tidak ada lagi golongan murid-murid yang aktif, penentu kebijakan, dan menonjol di angkatan. Tidak ada lagi golongan murid-murid yang 100% ampas, nggak punya keahlian apapun, dan nggak berkontribusi. Rekan-rekan gw, bahkan yang paling ampas sekalipun, punya kualitas di atas rata-rata. Pintar, rajin, mampu berorganisasi, taat beragama (yah... keliatannya sih), standar moral tinggi, berpikiran cerdas, pokoknya mantap di hampir segala bidang.

Di sisi lain...

Sejak SMA memang gw hobi menganalisis masalah pergaulan. Dan mulailah gw mereka-reka.

Menurut pengamatan gw, hampir semua anak TK berasal dari lingkungan pergaulan atau latar belakang yang sama di sekolahnya dulu. Pintar dengan nilai akademis di atas rata-rata (bahkan beberapa JAUH di atas rata-rata), rajin belajar (paling nggak lebih rajin dari teman-temannya) serta (sebagian besar) tidak menonjol di lingkungan pergaulan sekolahnya, jarang yang ikut OSIS (gw tau sih beberapa teman gw sempat pegang jabatan tinggi di OSIS masing-masing), bukan termasuk orang yang suka ngomong atau heboh di kelas masing-masing, termasuk golongan anak sekolah baik-baik yang tidak merokok (oke gw tau ada yg merokok), benci hal yang bernama nyontek, tidak minum minuman keras, ngeseks, apalagi ngeganja atau memakai narkoba lainnya.

Yah... seperti itulah gw (dengan catatan: BUANG BAGIAN 'RAJIN').

Memang, gw sama sekali sejak kecil, sejak SD kelas 1, ga pernah merasakan bagaimana jadi orang rajin. Pelajaran SD bagi gw teramat gampang dan sungguh tidak berharga untuk diberikan waktu barang 1 jam sehari untuk dipelajari di rumah. Ngapain belajar 1 jam klo itu akan mengurangi waktu main PS gw selama 1 jam? Begitulah pikiran gw dulu. Dan buku pelajaran tidak akan gw sentuh kecuali untuk bikin PR, yang kebetulan juga sering tidak gw kerjakan.

Toh dari kelas 1 hingga kelas 6 SD gw ga pernah lewat dari 3 besar, dan nilainya mepet terus sama juara umum angkatan yang kerjanya belajar terus dari matahari terbit ampe matahari terbit lagi. Dan kebetulan juga ortu gw tidak seperti ortu-ortu temen-temen gw yang memaksa anaknya ikut ini itu biar jadi ranking 1; mereka udah cukup senang klo gw bisa nggak tinggal kelas.

Sombong? Bisa iya, bisa nggak. Soalnya gw yakin temen-temen TK'06 gw sedikit banyak juga kayak gini waktu mereka SD. Jadi bukan hal luar biasa. Lumrah lah.

Waktu SMP gw pindah ke sekolah terbaik di kota gw, gw tidak mengalami perubahan berarti meskipun pas pembagian raport pertama ranking gw langsung anjlok jadi 4. Tetap tidak pernah belajar sama sekali, tidak pernah nyontek.

Begitu pula waktu SMA. Gw udah ga peduli sama yang namanya nilai. Ranking gw alhasil fluktuatif walau ga pernah di luar 10 besar. Namun begitu, gw dan teman-teman gw tau klo sebenarnya gw bisa mencapai lebih dari itu.

Sombong? Nggak. Ngerasa pinter? Nggak juga.

Okelah, bohong.

Sebenernya gw pinter atau nggak? Gw juga nggak tau. Relatif kan? Apa ukurannya? Prestasi belajar, ya seperti yang tadi dilihat lah. IQ? 148, lumayan juga sih ga jelek-jelek amat. EQ/AQ? Ga tau, ga pernah ngukur, ga peduli.

Klo pertanyaannya diganti, sebenernya gw ngerasa pinter atau nggak?

Sumpeh selama tahun-tahun pertama hidup gw, gw GAK PEDULI. Tapi klo di sekolah lu selama 12 tahun secara konstan dibilangin sama temen-temen dan guru-guru lu klo lu itu pinter, itu ngaruh ke alam bawah sadar lu. Okelah, sekarang mindset gw udah kayak gitu, nasi udah jadi bubur, bubur udah masuk perut en keluar jadi tai, dan tai udah ga bisa langsung jadi nasi lagi kecuali lewat siklus karbon, sulfur, ataupun hidrogen (halah apa coba...).

Tapi yang pasti, semua orang tau klo rajin tuh hal yang lebih baik daripada malas. Dan teman-teman sekolah gw yang malas-malas itu juga tau itu. Meskipun mereka ga ada usaha untuk mengubah diri jadi rajin (mereka senang jadi orang malas), mereka masih menganggap yang rajin itu lebih baik.



KEMBALI KE LAPTOP - maksud gw kembali ke TK'06, jujur gw shock nemu orang pinter numpuk segini banyak di satu tempat. EKSTRIM MEN! Ujian pertama gw di ITB, Kalkulus I (seperti biasa dihadapi tanpa belajar intensif, cuma mengandalkan ingatan pas-pasan dari kuliah si dosen yang untungnya enak ngajar), alhasil cuma mendapat 73 dari usaha yang menurut logika gw waktu itu 'maksimal', alias coba2 NGELIRIK soal-soal latihan pada malam sebelum ujian.

Dan jujur waktu itu gw bingung setengah mati ngeliat nilai 80 ke atas bertebaran kayak kerikil di jalanan butut. Gw udah di sorga, pikir gw. Yang sekelas sama gw malaikat-malaikat bertitel profesor.

Makin tingkat atas, gw makin kagum karena hampir semua orang yang gw temui memiliki tingkat kerajinan belajar yang nggak tinggi-tinggi amat setau gw. Di kelas kerjaannya tidur, ngobrol. Di luar kelas maen kartu, ngobrol, ngegosip.

Sialan emang karena waktu itu gw ga tau KERJAAN MEREKA DI KOS.

Nah... Mungkin ini saatnya dimana sombong atawa gengsi menjatuhkan gw. Gw ngerasa pinter. Dikaruniai kemampuan otak asal yang masih lebih tinggi dari orang kebanyakan. Masih berpikir, klo orang lain butuh effort belajar 90% buat dapet nilai sekian, untuk nilai yang sama gw cukup keluar effort 30%. Alhasil gw masih malu untuk rajin karena gw menganggap bahwa nilai yang diperoleh dari kerajinan tuh tidak membanggakan.

SEBUAH MINDSET YANG SANGAT TOLOL, saudara-saudara.

Bantingan yang cukup tajam buat gw. Dari citra sebagai anak pintar yang gw peroleh selama 12 tahun di sekolah (relatively no effort juga sih) menjadi bukan siapa-siapa bahkan cenderung ampas. Dulu klo gw di sekolah nanya pertanyaan-pertanyaan aneh, orang akan bilang "pertanyaan kreatif, intelek, cuma dikit yang ngerti" atau sejenisnya. Sekarang klo gw nanya yang aneh-aneh? "Duh pertanyaan freak banget dah". Klo dulu gw nanya pertanyaan simpel: "Pasti ada yang aneh tuh dengan penjelasan yg keliatannya simpel itu". Sekarang? "Aduh bego banget, gitu aja ditanyain".

Banting setir. Tujuan gw nulis artikel ini bukan buat bikin lu bosen dengan cerita kehidupan mental gw selama 19 tahun.

Di saat gw mencoba rajin untuk mengejar nilai (yang baru sekarang gw rasakan kebutuhannya), gw menemukan beberapa fakta. Di antaranya, beberapa orang (SEBAGIAN BESAR MALAH) teman-teman gw adalah orang yang ekstrem rajin sekali. Atau paling nggak, lebih rajin dari mahasiswa kebanyakan di Indonesia. Atau paling nggak, definisi "malas" dan "rajin" mereka dan gw BERBEDA.

Dan hebatnya, mereka paling anti dibilang rajin (lebay sih, cuma ekstremnya gitu). Mereka lebih bangga dibilang malas dan jarang belajar, tapi nilainya bagus. Oke itu prestise sih, gw waktu sekolah (MESKIPUN TANPA SADAR) mengalami dan merasakan.

Memang akan lebih bangga dan keliatan keren kalo kita sukses dengan effort seminimal mungkin. Gw tau dan gw mengakui. Tapi nggak usahlah sampe menipu diri, sesama, Tuhan, bangsa, dan almamater dengan cara pura-pura bego atau malas.

Percakapan model gini ga jarang kita temui di TK:
Alfonso: gimana ujian TKXXXX lusa? udah pada belajar?
Oknum X: aduh ga ngerti deh gw... di kelas juga kerja gw ngelamun sambil tidur...
Oknum Y: gw udah coba baca textbooknya kemaren... cuma abis baca 1 halaman pusing, langsung gw tutup deh...
Oknum Z: ga taulah, nyerah lah... buat mata kuliah kayak gini sih, dapet C juga udah syukur dah...

Alfonso berpikir: aman... yang laen juga cuma begitu doank... setidaknya dengan otak segini dan effort segini, nilai gw ga beda jauh ama mereka...

Dan saat pembagian berkas ujian, Alfonso mendapat nilai 60 sedangkan Oknum X, Y, dan Z mendapat nilai 80, 85, dan 90.

DAMN, saudara-saudara. D-A-M-N.

Atau yang lebih parah:

Oknum A: aduh ga bakal bisa nih ujian... nyontek lah ntar...

Dan waktu ujian dia menutupi kertas ujiannya karena takut dicontek.

ASU, saudara-saudara.

Melihat seseorang dengan tipe seperti ini cukup untuk membuat gw muak dan muntah berkilo-kilo. Apalagi melihat ORANG-ORANG. Lama-lama gw bisa kurus.

Mungkin ini lebih kepada pendapat pribadi gw. Maksud gw, klo punya talenta ya ngapain lah ditutup-tutupi? Okelah kita (anak TK maksudnya) berasal dari latar belakang terhormat, dididik moral sama ortu, nggak boleh sombong, nggak boleh gampang ngebanggain diri sendiri, diajar buat ngasih jawaban yang rendah hati kalo ditanya orang, tapi PLEASE, jangan ampe lebay gitu dah. Ngomong gw males - gw males, gw ga bisa - gw ga bisa, tapi jelas-jelas IP ampir 4. Ngomong gw blom ngapa-ngapain, gw benci bikin tugas, tapi jelas-jelas tugas selalu beres sehari setelah dikasih. Keliatan boongnya tau. Belajar boong dulu lah. Lu sebenernya mau rendah hati atau mau nyombong? Nyombong klo tanpa usaha pun lu bisa dapet hasil bagus?

Malas seakan-akan jadi hal yang hebat. Yang jelas-jelas rajin pun kadang malu ngaku kalo rajin. Lebih senang klo dipandang malas sama orang lain. Duh, pengertian keren menurut lu pada tuh NGGAK BANGET SEH............

Mending lah klo jawaban itu cuma dikasih untuk sekadar basa-basi, lip service klo ditanya orang. Gw paham sih, ngejawab "Iya donk, gw gitu loh, pinter dan rajin abis" dengan nada serius tanpa bercanda klo ditanya orang akan membangkitkan citra sombong, nyolot, dan minta digampar. Tapi jangan juga lebay kyk contoh ini dah:

Oknum A: iy nih, gw ga belajar buat ujian kemaren...
Oknum B: boong lu! gw liat kemaren lu buka buku!
Oknum A: ih nggak lah ya! gw buka buku juga cuma satu hari, itu juga gw baca dari depan ampe belakang nggak ngerti apa-apa...
Oknum B: gw lebih parah tau, kemaren tuh gw ga nyentuh buku sama sekali, cuma belajar bareng si X, Y, Z doank...
Oknum A: yee... lu mending sama X, Y, Z kan mereka pinter-pinter, gw tuh baca buku juga percuma, gak jelas, ga ada yang ngajarin...

Ketika keluar nilai, A dan B mendapat 87.

PLEAAAAASEEEEE DEH MAS/MBAK, LEBAY BANGET SEH. Males aja dibangga-banggain. Mending beneran males. Biasa sih aslinya kedua oknum belajar giat di kos masing-masing tanpa seorang pun mengetahuinya.

Mau niat bercanda? Gw kasih tau, GA LUCU.

Mau niat rendah hati? Gw kasih tau, GA KELIATAN.

Dan jangan sok pula 'menghina' orang lain sok rajin klo sebenernya dirinya sendiri juga rajin. Kenapa pula sih malu jadi rajin sampe-sampe kau memposisikan 'rajin' sebagai 'hinaan'?



Setelah baca artikel ini ada beberapa respon yang mungkin timbul:

1. Si Alfonso nih lebay banget deh, pasti dia salah ngerti keadaan sebenernya, benernya kan gw ga maksud kayak gitu, gw ga terlalu mikirin nilai banget kok, gw tuh cuma bla bla bla bla bla. Gw kasih tau: mungkin lo ga liat, mungkin temen-temen lo yang setipe sifatnya sama lo ga liat, tapi gw sebagai orang laen ngeliat, dan gw menganggap itu nggak bagus. Ayo sama-sama introspeksi diri.

2. Si Alfonso nih sirik doank kali, mentang-mentang nilainya jelek. Padahal dia mau juga tuh sok gaya2an males tapi nilainya bagus, sayang aja nilainya jelek jadi ga bisa belaga. Mungkin bener. Tadi gw udah bilang klo emang lebih bangga dapet hasil bagus dengan usaha minimum. Tapi gw jujur men, gw ga nipu. Klo gw bilang gw ga belajar, gw beneran ga belajar. Klo gw bilang gw belajar, ya gw belajar. Meskipun klo gw bilang gw belajar gw dikata-katain sok rajin sama orang-orang yang sebenernya lebih rajin dari gw. Contohnya sekarang nih, gw lagi belajar TRK ngereview materi-materi RAS. Iya gw tau ujian masih lama, kenapa? Mau bilang gw sok rajin? Gw tuh masih belom ngerti SAMA SEKALI materi ini. Dan klo gw bilang SAMA SEKALI, artinya cuma 0-5% gw ngerti. GA BOONG, GA BILANG GA NGERTI CUMA TERNYATA UDAH MAHIR. Eh kodok, benernya lu juga lagi baca tulisan gw ini sambil belajar kan? Kampret!

3. Waduh si Alfonso nih bego banget sih, bikin tulisan ngehina temen sendiri, udah gitu bahasanya kasar, pola pikirnya picik banget, ga bener nih, berbahaya nih, gw harus tanggapi dia dengan bijak dan jelaskan dia agar dia tercerahkan. Hoi asu, KELAUT AJE LO. PERGI. GAK USAH TINGGALIN COMMENT.

Terakhir, mungkin definisi 'malas' dan 'rajin' kita beda. Darimana lu tau klo definisi kita beda? Klo lu bilang orang yang belajar 1 jam sehari aja di kosan termasuk malas, nah itu dia, definisi kita beda, karena buat gw itu udah rajin.

Dan gw ga punya kebencian pribadi sama siapapun. Klo ada yang gw benci, itu adalah sifat dan budaya yang ada. Di TK ini ga ada yang gw benci karena kepribadiannya, yang ada tuh karena sikapnya. Kalo mereka nggak sedang bersikap seperti yang gw benci, gw akan fine2 aja. Dan gw orangnya bukan pendendam. Sekali lagi dengan jiwa besar, maaf klo gw salah ngerti tentang kondisi yang ada. Klo lu masih nggak puas, wah itu sih berabe, langsung temui gw di HIMATEK, kita beresin berdua (maksudnya kita beresin sekre HIMATEK yang kayak gudang itu berdua, biar rapi dan biar tugas Konservator ga berat-berat amat... hehehe).

Untuk Tuhan, bangsa, dan almamater - MERDEKA!

Minggu, 19 Oktober 2008

Bandung, 19 Oktober

Sekarang gw ada di Bandung, tanggal 19 Oktober 2008.

Saat lagi jenuh2nya gw... Saat beban pikiran memuncak... Saat 39 tugas Agama dan Etika Protestan belum diperiksa... Saat materi untuk PDTK belum dibikin... Saat belum belajar apa2... Saat kerjaan2 di Kongres KM-ITB masih numpuk... Saat gw ga sempet2nya buat maen game atau baca buku... Saat gw lagi stres...

Tiba-tiba Windows Media Player gw memutar lagu ini.

Dan langsung saja gw beri atribut lagu ini: SONG OF THE DAY. Entah karena judulnya, ataupun isinya, ataupun hal-hal laennya.

Bandung, 19 Oktober - Seurieus

Walau lelah kucoba
Tuk menggapai hatimu...
Rindu selalu mengganggu
Tuk selalu dekatmu...

Adakah kau merasa
Hangatnya tatapanku...
Oh manisnya senyummu
Dan kau bukan milikku...

Segala yang kuberi
Tak pernah berarti
Berat terasa
Habiskan darahku
Menusuk tulangku...
Yang lelah...!!!

Oh kasih...
Jangan kaubuang cintaku
Oh kasih...
Dengarkanlah aku...!!!

Segala yang kuberi
Tak pernah berarti
Berat terasa
Habiskan darahku
Menusuk tulangku...
Yang lelah...!!!

Komentator Bola

Komentator-komentator bola, teramat sering dicerca
Katanya tak bisa main bola, bisanya hanya bicara
Paling jago teknik, kalau tidak di pertandingan
Paling tahu taktik, asal di luar lapangan

Komentator-komentator bola, merasa tahu segala
Bisanya cuma sedikit, kalau bicara selangit
Di depan kamera teramat santai bicara
Di atas arena orang bisa bilang: tahu rasa dia!

Jika ada yang kalah, komentator bola cepat bertindak
Kritik itu cerca ini, tunjuk sana salahkan sini
Kipernya kurang lengket, pertahanan tidak dalam
Gelandang tak berkeringat, penyerang-penyerang mandul
Kalau perlu korbankan yang lain, yang penting asal bicara
Wasit berat sebelah, hakim garis buta sebelah
Belum cukup juga, penonton pun tak luput pula
Teror, intimidasi, rasialisme, fanatisme
Nasionalisme, komunisme, dan segala macam -isme

Dari mulutnya berhamburan bahasa-bahasa dewa
Penalti, free kick, corner, offside
Diving, injury time, wing back, playmaker
Away goal, golden goal, own goal, tapi nggak goal-goal
Empat empat dua, tiga lima dua
Empat tiga tiga, empat lima satu
Satu dua tiga, nol nol tujuh!
Ah, kurang gesit! Wah, serang dari sayap!
Oh, kesalahan yang tidak perlu! Celaka, sebuah blunder!

Dan penonton hanya akan bilang:
Si komentator bola hanya bisa bicara payah
Ngomong sini ngomong sana tak tentu arah
Lama-lama si komentator dianggap sampah

Dan kau tidak pernah bersimpati kepadanya...
Dengan hujan hinaan dan badai caci maki,
Mengapa komentator bola mau jadi komentator bola...?

Komentator-komentator bola, malang benar nasibnya
Gemar sepak bola, tetapi tetap bukan ahlinya
Ya, omongannya bukan jaminan Piala Dunia didapatnya
Benar, predikat bintang lapangan pun mustahil diraihnya

Dia, yang banyak berteori tentang umpan silang
Tak pasti bisa mengungguli David Beckham
Dia, dengan segala omongannya tentang penalti
Tak tentu lebih mahir dari Lev Yashin

Namun, salahkah dia...
Analisisnya, teorinya, kritiknya
Omong kosongnya, dan segala bahasa dewanya,
Itulah kecintaannya pada sepak bola...

Bisakah engkau tetap mencerca dia?
Masihkah engkau mau menghujat dia?
Berhentilah!
Karena... aku juga seorang komentator bola

Dan engkau yang pemain bola
Tak selamanya kau bisa menari di atas rumput
Ingatlah, suatu saat kau akan tua
Dan saat ajalmu di lapangan menjemput
Kau mungkin akan menjadi komentator bola...
Sama seperti aku ini!!!

Minggu, 12 Oktober 2008

Anagram

Klo diperhatiin, hawa2 yang keluar semua post di blog gw dari no 1 ampe 7 tuh...

SURAM. GELAP. SERIUS.


Jadi untuk sedikit perubahan suasana, hari ini gw mau nulis sesuatu yg agak 'fun', 'cerah', 'konyol', tapi tetap 'CERDAS'.

Dan topik hari ini adalah tentang anagram.

Anagram (Yunani: ana = lagi, gram = huruf/tulisan, artinya tulisan yang disusun ulang) adalah susunan ulang dari sebuah kata/frase/kalimat menjadi kata/frase/kalimat baru dengan huruf-huruf yang sama persis dengan kata/frase/kalimat asalnya namun urutannya diacak.
Contoh sederhananya, anagram dari kata AKTOR adalah KATRO. Klo pernah nonton iklan Toyota CAMRY, bisa diliat adegan di mana huruf-hurufnya disusun ulang jadi MY CAR.

Contoh laen lagi di budaya populer; anagram terkenal dari seri Harry Potter. Sang Pangeran Kegelapan mengambil nama gelarnya dari anagram nama aslinya. TOM MARVOLO RIDDLE menjadi I AM LORD VOLDEMORT.

Beberapa pengarang / artis terkenal dunia memakai anagram nama aslinya sebagai nama pena / nama panggung. Contohnya Vladimir Nabokov yang memakai nama samaran Vivian Darkbloom. Atawa personel The Doors, Jim Morrison yang sempat pake nama Mr. Mojo Risin.

Anagram juga bisa dipake sebagai bahasa sandi; pesan rahasia dijadiin anagram biar ga bisa dibaca pihak-pihak yang emang gak berkepentingan.



Kenapa sih anagram menarik?

Sepintas memang penyusunan anagram memang untuk main-main atau lucu-lucuan semata. Namun ada semacam hukum yang berlaku, bahwa jika sebuah kata/frase/kalimat disusun ulang, anagram yang terbentuk artinya nggak bakal jauh-jauh dari aslinya, alias refleksi jujur dari aslinya.

Seorang bijak pernah bilang; anagram ga pernah bohong; ANAGRAMS NEVER LIE.
Buktinya apa? Kalimat di atas itu sendiri adalah anagram dari A REVERE SIGNALMAN; secara kasar artinya penanda yang hebat. Bahkan kata ANAGRAMS adalah anagram dari ARS MAGNA, dalam bahasa Latin yang berarti seni suci.

Mau bukti lebih lanjut? Di sini ada beberapa anagram yang lumayan ngetop.

CLINT EASTWOOD, sutradara yang bekas pemaen film koboi, namanya adalah anagram dari OLD WEST ACTION.

Tiga belas, 13, adalah 11+2, ELEVEN PLUS TWO. Betul? Tiga belas juga adalah 12+1, TWELVE PLUS ONE. Anagram dari satu sama lain.

Para guru di Barat biasa ngingetin murid-muridnya untuk diam (SILENT) karena mereka harus diam biar bisa ngedengerin (LISTEN).

DORMITORY, atawa di sini kita terjemahin aja sebagai kamar kos gw, adalah anagram dari DIRTY ROOM, yang 100% tepat.

Apa kerjaan THE EYES (mata)? THEY SEE (melihat).

Laki-laki yang takut ibu mertua membuat anagram dari MOTHER-IN-LAW menjadi HITLER WOMAN.

SLOT MACHINES, mesin judi yg suka ngabis2in duit, adalah anagram dari CASH LOST IN 'EM.

REVOLUTION FRANCAISE alias bahasa Prancisnya dari Revolusi Perancis, adalah anagram dari UN VETO CORSE LA FINIRA alias "Dihentikan oleh veto seorang Korsika". Revolusi Perancis yang bertujuan menggulingkan kerajaan dan mendirikan Republik Perancis, terhenti sementara ketika Napoleon mengangkat dirinya Kaisar Perancis. Napoleon lahir di Korsika, sebuah pulau Perancis di Laut Mediterania.

MONALISA, DA VINCI adalah anagram dari MAID IN OIL-CANVAS, wanita dalam [cat] minyak dan kanvas (alias: lukisan).

MOUNT MERAPI VOLCANO adalah anagram COMMON LAVA ERUPTION. Memang, semburan lava di gunung berapi paling aktif se-Indonesia ini sudah biasa toh?



Kalimat-kalimat panjang juga bisa dijadiin anagram.

Contoh yang sering dipake adalah kata-kata Neil Armstrong waktu konferensi pers setelah menjejakkan kaki di bulan untuk pertama kali.

THAT'S ONE SMALL STEP FOR A MAN, ONE GIANT LEAP FOR MANKIND. - NEIL ARMSTRONG-
Langkah kecil untuk seorang lelaki; namun bagi umat manusia, lompatan besar.

Anagramnya:
A THIN MAN RAN, MAKES LARGE STRIDE, PINS FLAG ON MOON. ON TO MARS!
Seorang pria kurus berlari, membuat langkah besar, menanam bendera di bulan. Maju ke Mars!

Hal ini didasari bahwa NASA selanjutnya memang mentarget Mars sebagai lokasi pendaratan berikut dalam riset antariksanya, dan dengan adanya anagram ini, kemungkinan untuk hal itu terjadi diyakini memang ada. Hahaha...



Karena Kekristenan dan anagram sama-sama berkembang di Barat, tidak aneh kalau keduanya bisa saling terkait.

Contohnya pada kisah pengadilan Yesus oleh Pilatus: Pilatus bertanya pada Yesus "Apakah kebenaran itu?" (Yohanes 18:38). Dalam bahasa Latin: QUID EST VERITAS?
Anagram dari kalimat itu adalah juga jawabannya: EST VIR QUI ADEST. "Dialah lelaki yang ada di sini".

Kalimat pertama doa Salam Maria dalam bahasa Latin: AVE MARIA, GRATIA PLENA, DOMINUS TECUM. Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu.
Anagramnya: VIRGO SERENA, PIA, MUNDA, ET IMMACULATA. Perawan penuh damai, taat, bersih, tak bernoda.

JESUS CHRIST WAS THE SON OF GOD. Yesus Kristus adalah Putra Allah.
SO JESUS WON FIGHT, CROSS DEATH. Jadi Yesus memenangkan pertempuran, menyalibkan kematian.
Sebuah anagram yang tepat untuk mengartikan salah satu prinsip utama Kekristenan.

Kebangkitan Yesus Kristus, tentunya adalah kabar gembira dan kebenaran sejati bagi umat Kristen. Maka tidak salah jika THE RESURRECTION OF JESUS adalah anagram dari REJOICE! SURENESS OF TRUTH.

Film rohani terlaris, PASSION OF THE CHRIST, yang banyak disebut-sebut terlalu menonjolkan sisi penderitaan fisik Yesus saat disalib, memiliki anagram yang pas untuk menyuarakan pendapat tersebut: JUST THE PAIN OF HIS CROSSES.



Beberapa anagram yang mengagumkan dan konyol di dunia sepakbola:

Masih ingat kejadian seru di final Piala Dunia 2006? ZINEDINE ZIDANE GETS A RED CARD IN THE WORLD CUP FINAL. Zinedine Zidane mendapat kartu merah di final Piala Dunia.
Dan apa yang terjadi setelah itu? ITALIANS WIN, FRENCH CRIED, AND LEGEND ZIZOU DEPARTED. Italia menang, Perancis menangis, dan Zizou sang legenda pergi alias pensiun. Silakan cek, asli 100% anagram...

Timnas Inggris ke depan boleh saja hanya bergantung pada Wayne Rooney (kemaren hattrick lawan negerinya si Borat... Congrats, Roo! hehehe...). Kenapa? Karena ENGLAND FOOTBALLER WAYNE ROONEY adalah anagram dari WE ALL RELY ON ONE FAT BOY, NO DANGER!

Coba tebak klub bola apa yang gw maksud. CLUE: BUILT ON FAMED BEST - CHARLTON. Petunjuknya: dibangun di atas ketenaran Best dan Charlton.
Jawabnya?
Anda benar! MANCHESTER UNITED FOOTBALL CLUB, bekas klubnya George Best dan Bobby Charlton.



Anagram pun banyak dijadikan sarana bagi ajang ejek-mengejek di dunia politik.

IRAN PRESIDENT MAHMOUD AHMADINEJAD yang nyentrik, yang menganut kebijakan konfrontasi dengan Barat serta bersikap anti-Yahudi, memang pantas diacak-acak menjadi I'M PARANOID MADMAN, HATE JEHUDI NERDS.

Titik balik Perang Dunia II, di mana tentara Jerman akhirnya kalah telak untuk pertama kali dan menjadi awal kekalahan beruntun NAZI adalah di Rusia, pada THE BATTLE OF STALINGRAD yang menelan korban jiwa terbesar sepanjang sejarah manusia, yaitu sekitar 1.4 juta orang. Nama pertempuran itu sendiri merupakan anagram dari BIG START OF THE END AT ALL, yang secara tepat menggambarkan awal dari kekalahan Jerman.

Yang rajin bacain PM gw di MSN Messenger pasti udah tau kalo PRESIDENT MEGAWATI SOEKARNOPUTRI adalah anagram dari A SUPER-STUPID, GEEK, IRRITANT WOMAN.



Sebenarnya masih banyak lagi sih yang bisa gw tulis, tapi gw tau klo gw nulisnya kepanjangan yang baca juga bisa pegel dan mungkin malah gak sabaran buat bikin anagram dari sesuatu yang ada di kepala masing-masing. Bikin anagram tuh menyenangkan, apalagi klo baca anagram yang emang artinya 'nendang', persis banget sama arti aslinya, atau emang lucu aja. Gw sendiri suka bikin anagram ga jelas klo lagi jatuh cinta... Hehehe....


Beberapa anagram emang kesannya ga jelas, maksa, dan dibuat-buat. Justru itulah, tujuan dari anagramatis alias pembuat anagram adalah bikin anagram yang sejelas, se-nggak maksa, dan se-original mungkin, biar bisa jadi anagram yang melegenda kayak salah satu anagram yang di atas.

Coba deh bikin anagram dari nama lengkap sendiri. Gw beruntung, dapet anagram yg lumayan bagus n keren... STAR KID IN AIR.

How about you?

In Harmonia Progressio.

Jumat, 10 Oktober 2008

Ketidakadilan Barat

Di dunia modern yang katanya sudah mengglobal, di dunia yang telah menipiskan batas-batas pemisah antar manusia, masih.... masih saja ada standar ganda. Di dunia yang katanya multipolar ini, Barat masih menjadi penguasa budaya. Semuanya masih berpusat ke Barat. Dunia Barat dianggap dunia peradaban manusia yang sebenarnya, sementara semua di luar Barat belum dianggap benar-benar masyarakat dunia.

Pernahkah anda berpikir:

Kenapa di buku-buku sejarah selalu ditulis tahun berapa Columbus menemukan Amerika, tahun berapa Marco Polo sampai ke Cina, tahun berapa Bartolomeu Dias menemukan Tanjung Harapan, tahun berapa Vasco da Gama menemukan jalan laut ke India... Kenapa bukan ditulis, tahun berapa bangsa Cina menemukan Eropa, tahun berapa orang Arab menemukan Eropa...? Padahal kalau mau diselidiki lebih jauh, duta-duta dan pedagang-pedagang Timur-lah yang terlebih dulu sampai ke Kekaisaran Romawi.

Hal di atas didasari pemikiran bawah sadar masyarakat dunia bahwa Barat-lah pusat peradaban; bahwa Barat-lah yang 'menemukan' segala sesuatu di luar Barat. Sebenarnya sah-sah saja, jika nilai-nilai tersebut hanya berlaku di masyarakat Barat saja. Namun, orang-orang Timur pun ikut terpengaruh. Mestinya porsi pelajaran tentang Columbus dan Marco Polo sama besarnya dengan pelajaran tentang Gan Ying dan Ban Chao, namun pada kenyataannya dua nama pertama sangat terkenal sedangkan dua nama terakhir saya berani taruhan anda baru pernah dengar sekarang.

Pernahkah anda berpikir:

Kenapa Kekaisaran Romawi begitu terkenal dan mendapatkan image di mata masyarakat dunia sebagai kekaisaran yang begitu superpower pada zamannya, dikenal dengan tentaranya yang begitu disiplin dan tangguh, yang menguasai daerah-daerah luas yang dihuni bangsa barbar dengan mudah? Kenapa banyak sekali referensi tentang Kekaisaran Romawi dalam budaya populer kita? Bahasa Latin, istilah-istilah hukum, arsitektur... Legiuner Romawi dikenal sebagai pasukan yang sangat ditakuti dan tak terkalahkan. Julius Caesar dikenal sebagai sang penakluk dunia. Siapa tak kenal Kaisar Agustus, Nero, Konstantin, bahkan 'hanya' seorang Caligula?

Namun kenapa pengakuan yang sama tidak diberikan pada Kekaisaran Mongol? Mungkin anda kenal Genghis Khan atau Kublai Khan, namun siapa pernah dengar Guyuk, Hulagu, Mongke, Berke, Ogedei, Batu, atau Subutai? Semua tahu Legiuner Romawi, tapi selain para gamer perang, siapa yang tahu Mangudai Mongol?

Padahal pada puncaknya, Kekaisaran Romawi hanya mencakup wilayah seluas 6.9 juta km persegi. Itu pun membutuhkan waktu 300 tahun sejak berdirinya untuk mencapai luas maksimum. Sementara Kekaisaran Mongol pada puncaknya mencapai 33.2 juta km persegi, LIMA KALI Romawi, dan merupakan negara terluas SEPANJANG SEJARAH manusia. Itu dicapai dalam waktu hanya 60 tahun sejak berdirinya, LIMA KALI Romawi.

Legiuner Romawi tidak berani maju menyeberangi Sungai Rhein untuk mengklaim Germania karena takut akan suku-suku barbar di sana. Legiuner Romawi lebih sering berada dalam posisi defensif untuk mengamankan kekaisaran mereka dari serangan bangsa-bangsa yang mereka sebut 'barbar', dan menelan kekalahan hampir sebanyak kemenangan yang mereka raih. Alaric dan Attila hanyalah dua nama di antara banyak pemimpin bangsa 'barbar' yang berhasil mengalahkan tentara Romawi hingga ibukota mereka, Roma. Hingga kini, Roma masih tetap dikenang sebagai ibukota kekaisaran besar.

Namun siapa yang tahu nama ibukota Kekaisaran Mongol, Karakorum? Tentara Mongol tidak pernah takut untuk menyerang bangsa manapun yang mereka temui. Jika Legiuner Romawi takut pada bangsa 'tak beradab' di seberang Gurun Arab, Sungai Rhein, dan Sungai Danube; Kekaisaran Mongol melibas bangsa-bangsa 'beradab' di Cina, Persia, dan Arab. Jika Legiuner Romawi berkali-kali gagal merebut ibukota Parthia di Ctesiphon (pernah dengar?); hanya karena sakitnya Kaisar mereka-lah tentara Mongol mundur dari Vienna, ibukota Eropa nan mashyur zaman itu.

Pernahkah anda berpikir:

Keteraturan tata kota dibanggakan oleh Barat, namun saat Roma, Paris, apalagi New York masih berupa hutan belantara dan semak belukar, keteraturan kota telah ada di Mohenjo Daro dan Harappa.

Bangsa Barat menguasai dunia lewat imperialisme mengandalkan bubuk mesiu, tapi darimana mereka mengenal bubuk mesiu? Betul, Cina.

Perang Salib digelar dengan citra bahwa bangsa beradab Eropa akan mengusir barbar Muslim dari tanah suci. Namun, tidak banyak yang tahu (atau mau tahu) kalau ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, dan teknologi militer Saladin saat itu adalah yang termaju di dunia.

Barat mengirim pemantau pemilu ke Indonesia, Afrika, dll... 'Mengadili' apakah pemilu tersebut curang atau tidak. Sekarang, beranikah Indonesia mengirim pemantau pemilu saat pertarungan Obama melawan McCain beberapa bulan ke depan?





Kita bukan orang kelas dua di dunia. Kita nggak perlu ke New York buat nunjukin kalo kita udah jadi warga dunia. Kita ga perlu maen film di Hollywood kalo mau jadi artis yang diakui dunia.

Tapi itu semua tergantung definisi 'dunia' kalian. Dunia Barat, atau dunia gw yang mencakup 15o juta km persegi daratan yang dihuni Homo sapiens.

Barat bukan kiblat dunia. Karena mereka dulunya imperialis aja, jadi tanpa sadar citra itu tertanam di hati penduduk dunia.

Kalo masih ada yang ga yakin kata-kata gw, ada buku bagus yang bisa lu baca. Isinya tentang kemungkinan kalo bangsa kitalah sebenarnya kiblat peradaban dunia. Tenang aja, bukan buku ilmiah atau sejarah berat kok. Buku ini tuh novel, disetting di zaman sekarang, dan isi ceritanya menyangkut banyak hal : kriminal, thriller, konspirasi politik, sejarah, cinta, dan idealisme.

Pernah baca bukunya?

Kalo belum, selamat membaca buku karangan pemuda (atau pemudi?) Minang bernama pena ES ITO ini.

Judulnya adalah NEGARA KELIMA.

Silakan cari di toko buku terdekat.

Dan terakhir kali, ingat: kau akan menjadi apa yang kau pikirkan.

Senin, 06 Oktober 2008

Bukan Hidup untuk Keadilan, tetapi Keadilan untuk Hidup

"Jangan hidup untuk keadilan, melainkan pakailah keadilan untuk hidup! Karena sesungguhnya ada yang lebih penting dari keadilan, yaitu hidup itu sendiri."

Sepotong kalimat yang gw tulis dulu buat pidato pas pelajaran PPKn Pak Dicky G.A. Monintja, SH. MH. Dengan tema "Kebenaran dan Keadilan". Dibuat pada awal tahun 2006. Seperti biasa, bon appetit!

...
Kebenaran dan keadilan belakangan ini seperti latah disebut-sebut oleh masyarakat kita. Di mana-mana terdengar seruan “TEGAKKAN KEBENARAN DAN KEADILAN!”


Tidak hanya di Indonesia zaman sekarang saja, bahkan kapan pun dan di mana pun manusia berusaha keras menciptakan kebenaran dan keadilan.

Pendeknya, apapun yang terjadi keadilan harus tetap ada.

Apa sebenarnya keadilan itu? Mengapa keadilan itu dianggap begitu penting oleh manusia?

Keadilan bagi sebagian orang sering digeneralisasi sehingga sama artinya dengan sama rata. Jika satu orang mendapat satu buah, maka setiap orang lainnya masing-masng juga mendapat satu buah.


Benarkah definisi keadilan seperti itu?

Ada benarnya juga, namun tidak tepat seperti itu. Contohnya saja pajak.

Apakah pajak untuk setiap warga negara sama besarnya?
Tentu tidak!
Besar pajak ditentukan oleh besar kekayaan yang dimiliki.

Jadi, apa itu keadilan? Dalam masyarakat sekarang, ada satu definisi keadilan yang rata-rata lebih bisa diterima, yaitu ‘menempatkan setiap sesuatu pada proporsinya’.

Definisi keadilan yang sangat relatif ini membuat manusia terpaksa menerapkan apa yang disebut hukum, suatu sistem keadilan yang kaku dan tidak fleksibel. Keadilan dipersempit menjadi rangkaian kata-kata yang kaku.

Maksud saya begini: semua orang tahu kalau memperdagangkan anak-anak itu salah. Tetapi saat belum ada undang-undang yang mengatur hal itu, perdagangan anak itu tidak melanggar hukum.

Sesuai hukum? Ya! Adil? Tidak!

Setelah ada hukum yang mengatur pun, si pelaku bisa memakai jasa pengacara untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam proses keadilan yang bernama hukum itu, sehingga dengan kepintaran seorang pengacara, perbuatan yang secara akal sehat sudah jelas-jelas salah, hanya mendapat hukuman minimal.

Belum lagi masalah administrasi, segala macam birokrasi, formalitas dan tetek bengek lainnya.

Contoh: kalau belum ada surat perintah, belum bisa dilakukan penggeledahan. Padahal buronan berbahaya yang dicari sudah pasti berada di tempat itu dan bisa segera kabur.

...............................................

Orang Romawi kuno bersabda “FIAT JUSTITIA, RUAT CAELUM!” Tegakkan keadilan, sekalipun langit runtuh!

Apakah prinsip itu selalu benar?

Mari saya beri contoh: demi menuntut apa yang ia sebut keadilan, seorang gadis korban perkosaan mau menempuh proses peradilan, banding, kasasi hingga PK untuk memastikan pemerkosanya dihukum berat sesuai kejahatannya.

Adil? Ya!

Berguna? ...

Apakah dengan memenjarakan si pelaku, ia meraa telah mendapat ganti rugi? Sebaliknya, ia telah membuang harta, waktu dan tenaganya dalam proses peradilan yang panjang itu. Saudara-saudara, jangan salah!

Jangan hidup untuk keadilan, melainkan pakailah keadilan untuk hidup! Karena sesungguhnya ada yang lebih penting dari keadilan, yaitu hidup itu sendiri.

Lantas, apa yang harus kita lakukan?

Kita dapat memulai untuk menerapkan keadilan yang tidak kaku. Misalnya, dalam peraturan sekolah disebutkan untuk tidak bermain kartu di sekolah.

Jika kita ketahuan membawa kartu, kita akan berdalih bahwa kita tidak melanggar peraturan. Kita hanya membawa, tidak bermain.

Padahal kita tahu benar, yang dimaksud oleh pihak sekolah juga termasuk tidak usah membawa kartu.

Apalah susahnya menaati peraturan secara total, apa adanya, tidak usah secara kaku dan formal saja?
...


Minggu, 05 Oktober 2008

Intermezzo

Sebenernya lagi ga ada artikel yang perlu dipost... Cuma pengen kasih tau ke semua orang klo akhirnya gw punya motivator yg kuat untuk bertahan hidup di Teknik Kimia ITB ini... Motivator yg bikin gw semangat belajar... Yg bikin gw pengen cepet2 masuk kuliah... Dan yg bikin gw mau melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin... Tapi jangan mikir yang aneh2.


Thanks God...


In Harmonia Progressio!






"Love is patient, love is kind. It does not envy, it does not boast, it is not proud. It is not rude, it is not self-seeking, it is not easily angered, it keeps no record of wrongs. Love does not delight in evil but rejoices with the truth. It always protects, always trusts, always hopes, always perseveres.
LOVE NEVER FAILS."
-I Corinthians 13:4-8a-